Menyisakan derik pilu menggigil
Dari onggokan lukisan
Yang tak jelas menorehkan sosok
Ya, suara lolong serak tercekat
Disertai anyir yang terbawa debu terbang
Entahlah, apa karena sapuan kuas penuh darah?
Suara aneh masih terdengar
Lirih, pilu, menyayat
Melantunkan kepedihan tak bertepi
Mengapa bau anyir makin pekat hingga dedaunan kering takut luruh dari ketiak ranting?
Obor nyalang menatap lukisan
Bersorak memberangus lukisan hingga meremah abu
Suara itu tetap terdengar, masih terdengar, terus terdengar.
Merintih, menyayat, makin pilu.
Abu itu berubah menjadi genangan darah. Pekat. Anyir.