Tangan kecilnya hanya mampu bertumpu pada daun pintu yang lapuk. Isak tangisnya hanya terdengar beberapa jarak. Matanya yang berlinang sejak beberapa menit lalu, merekam jejak langkah wanita kesayanganya menaiki dokar dan melambaikan kecup jemari padanya. Dari kejauhan, ia hanya sanggup memandang wanita muda itu mengusap pipi berlesung yang berlumur air mata. Suara ringkik kuda perlahan menghilang dari pandangan, membawa kenangan pahit di hari itu, memori yang menetap setia pada bocah jelita yang belum genap usia enam.