Bisa jadi meninggalkan luka kecil ya.
Ketika masa kecil Anda belajar naik sepeda, menyeimbangkan badan agar bisa mengayuh di atas roda dua, pernahkah Anda terjatuh berkali-kali, namun terus semangat bangun untuk mengayuh lagi?
Atau ketika Anda berlatih beladiri, melakukan lawan tanding, tanpa sengaja Anda atau lawan terluka karena 'serangan' jurus andalan? Atau berlatih olahraga kegemaran lainnya, tanpa sengaja salah gerakan hingga membuat kaki atau bahu terkilir?
Bisa jadi meninggalkan luka lecet atau lebam-lebam. Bahkan rasa nyeri yang luar biasa.
Adakah di antara Anda semua yang melakukan kegemaran dengan resiko tinggi seperti balapan motor, mobil, atau terjun payung, tanpa sengaja menabrak pembatas lintasan, atau mengalami kecelakaan, membuat Anda terluka hebat, hingga harus dirawat untuk pemulihan fisik dan mental?
Bisa jadi meninggalkan cacat menetap hingga Anda mengingat setiap detail kejadiannya.
Bahkan, saat Anda belajar sebagai penulis pemula. Berusaha keras menuangkan ide dalam bentuk kalimat yang menarik, paragraf demi paragraf. Kepala pusing dan pening, jemari linu kebanyakan mengetik atau menulis, punggung penat kelamaan duduk, mata perih dan pandangan kabur karena kelelahan mengedit. Apa yang dirasa itu adalah 'bumbu racikan' untuk menghasilkan karya besar.
Ya, menulis pun membutuhkan mental yang kuat. Untuk menghasilkan karya besar seperti novel solo, antologi, dan buku lainnya hingga mencapai best seller, dimulai dari langkah pertama yaitu menulis. Bahkan sebuah film besar dan sukses digarap sang Sutradara dan para pemerannya, berawal dari narasi yang ditulis oleh si Penulis Naskah.