Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tak Perlu Sedu Sedan Itu

9 Februari 2021   13:19 Diperbarui: 9 Februari 2021   16:41 321 20
Wajah sepuh itu melayangkan tatapan sendu.
Matanya sayu sarat kesedihan mendalam.
Pancarannya menyiratkan batin yang kembali terguncang pilu.
Meski senyum berusaha dihadirkan, getir terasa menghunjam.

Ini bukan kali pertama, yang seharusnya menjadi pelajaran agar tak terulang kali kedua.
Kiranya godaan setan senantiasa mengintai.
Atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang, makhluk neraka menggempur syahwat manusia.
Pantang menyerah, terus menggerus dengan segala seringai.

Sang Pemuda yang merasa dirinya gagah,
Kembali kelu dan tergugu.
Berharap pintu maaf terbuka -lagi- untuknya, atas sebuah salah.
Menyangsikan kesungguhannya, semua masih mencerna keadaan dengan termangu.

Oi, Ananda, jangan lukai perasaan orang tua.
Saat usia mereka makin senja, harap kedamaian dan kebaikan yang menemaninya hingga tutup usia.
Tak elok bertingkah macam keledai jatuh pada lubang yang sama.
Pelajaran masa silam, pasti ada pengalaman berharga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun