Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

MotoGP Mandalika 2022

22 Maret 2022   17:16 Diperbarui: 22 Maret 2022   17:21 1690 3
Dana Rp. 2,48 triliun yang digunakan pada penyelenggaraan event MotoGP di Sirkuit Mandalika Nusa Tenggara Barat (NTB), diikuti peserta pembalap internasional dari luar negeri serta Event Organizer (EO) yang juga dari luar negeri pada 20 Maret 2022. Untuk ukuran saat ini dengan kondisi dalam negeri yang belum pulih dari bencana pandemi wabah C19 sungguh dana yang amat besar.

Terselenggaranya ajang internasional ini diharapkan jadi magnet ekonomi dunia bagi Indonesia dapat memberi dampak multiplier effect (efek pengganda) ekonomi bagi masyarakat setempat khususnya.

Event ini dilaksanakan dalam situasi wabah pandemi Covid 19 yang belum reda total, dikhawatirkan berakibat buruk bagi kesehatan penonton yang berjubel saat memasuki tribun penonton. Di sisi lain satu-satunya negara di dunia yang dalam situasi pandemi melaksanakan event yang bertolak belakang dengan spirit memutus rantai penyebaran virus, sebab belum ada pernyataan resmi dari WHO bahwa sudah terbebas dari pandemi kondisi saat ini.

Jika mencermati informasi yang berkembang, jadwal event dan segalanya ditentukan oleh pihak penyelenggara dalam hal ini EO internasional. Sejatinya jika sudah mengeluarkan dana begitu besar, pemerintah Indonesia punya posisi tawar dalam pengaturan jadwal acara sehingga lebih terukur, misalnya event dapat dilaksanakan pada bulan-bulan bukan musim penghujan sehingga tidak perlu ada pawang hujan untuk menangkal hujan yang akhirnya terjadi juga hujan dan disorot dunia (tidak berhasil karena tidak ilmiah).

Jika jeli, sebenarnya momen ini bisa dimanfaatkan untuk menampilkan tarian khas daerah dari berbagai tanah air sebagai budaya seni yang menghibur di akhir acara tapi bukan pawang hujan yang justru menampilkan sebuah ritual yang memberi kesan Indonesia kuat akan mistis yang tidak masuk akal di era ilmu pengetahuan yang berkempang pesat saat ini.

Dengan sudah dikeluarkannya dana sedemikian besar tentu harapannya tidak semata berdampak efek pengganda ekonomi selama berlangsungnya acara tetapi juga manfaat keberlanjutannya di masa datang, menjadi tujuan wisata domestik maupun mancanegara apalagi dengan iklim tropis menjadi tujuan wisata dunia sepanjang musim.

Selain itu juga harus mampu melahirkan pembalap-pembalap anak negeri yang bisa tampil setara dengan pembalap internasional, mengingat besarnya jumlah generasi muda Indonesia dan selama ini sering melakukan giat balap liar yang mengganggu lingkungan dan membahayakan diri mereka sendiri tapi tidak mendapat perhatian positif yang besar dari lingkungan untuk dapat membina mereka. Adanya event ini bisa membuka peluang besar bagi anak bangsa dapat menyalurkan bakat terpendamnya, dengan begitu manfaat keberlanjutannya semakin kuat dirasakan otomatis menjamin keuntungan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Indonesia sekaligus.

Event MotoGP Mandalika ini dapat terlaksana karena adanya sumber dana yang besar disiapkan oleh pemerintah dalam arti modal besar ini harus bisa memberi feedback kemanfaatan jauh lebih besar bagi Indonesia dalam jangka panjang  dibandingkan biaya yang sudah  dikeluarkan tersebut. Hal ini sedikit mirip dengan penelitian disertasi saya yang berjudul Valuasi Ekonomi Wisata Konservasi Orangutan Bukit Lawang di Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara, dimana dalam rangka menarik minat wisatawan dunia datang ke wisata konservasi ini untuk melihat habitat Orangutan hidup berkembang biak secara alamiah maka sarana dan prasarana pendukung tujuan wisata ini dipersiapkan dengan baik serta masyarakat di lingkungan sekitar dibina untuk ramah terhadap turis serta promosi-promosi yang dilakukan, perbedaannya hanya tidak membelikan wisatawan asing tersebut tiket perjalanan/transportasi, akomodasi, makan dan uang saku karena tujuan wisata ini melekat di alam bumi Indonesia.

Pesan optimisme, karena sudah sangat besar dana yang dikeluarkan dan dinikmati warga asing dan dibawa ke negaranya dalam event MotoGP ini semoga dapat memberi kemanfaatan ekonomi yang terbukti berhasil di masa sekarang dan masa depan. Jika event dapat terus rutin dilaksanakan agar sumber dananya diperoleh dari swasta sebagai tugas kementerian pariwisata yang bertanggung jawab pada ekonomi kreatif.

Tulisan ini hanya sebagai penggugah, menjadi bahan evaluasi bagi kepemimpinan di mana pun posisinya terus ke depan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun