Salah satunya adalah
sedikitnya editor perempuan yang berkontribusi dalam berbagai artikel mereka. Lebih spesifiknya lagi, hanya ada 8,5-16% penyunting perempuan dari total editor laki-laki.
Jomplang? Sangat! Makanya tidak heran jika mayoritas tulisan yang ada cenderung lebih "maco". Disebabkannya tidak banyak kontributor perempuan, artikel keperempuanan dan tokoh-tokoh keperempuanan akhirnya banyak yang tenggelam dan tidak kebagian tempat. Menyedihkan!
KEMBALI KE ARTIKEL