Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

The Charity Wedding yang Mengesankan

10 Oktober 2012   08:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:59 253 3
Bulan besar seperti saat ini menurut kepercayaan orang Jawa adalah bulan yang baik untuk melakukan hajatan. Termasuk hajatan pernikahan. Saking ramainya orang hajatan, sampai- sampai 1 minggu saya bisa mendapatkan 2 undangan pernikahan.

Seperti beberapa minggu lalu, pada tanggal 28 September 2012, saya mendapatkan undangan dari salah satu guru anak saya. Di kertas undangan undangan tertulis "The Charity Wedding". Wah, ini pasti menarik, karena sumbangan para tamu akan di amalkan. Jarang sekali, bahkan baru pertama ini saya mendapatkan dan menghadiri undangan charity wedding.

Tibalah waktunya saya beserta  keluarga mendatangi gedung serbaguna di wilayah Surabaya Timur. Undangan tertulis dimulai pukul 18.00 wib,  saya datang sekitar pukul 19.00. Saya kira saya sudah terlambat, eh ternyata pengantin baru saja memasuki gedung.  Dekorasi luar gedung pun saya perhatikan lain dari yang lain (atau mungkin karena saya ndeso ya...), 4 (empat) sinar laser saling silang menyilang di luar gedung. Kemudian di pintu masuk gedung ada photo pengantin pria di sebelah kanan  dan pengantin wanita sebelah kiri, yang tingginya sama dengan gedung itu sendiri, kira-kira 6-8 meter.  Begitu masuk, seperti biasa kami disambut para penerima tamu dan menulis buku tamu. Tapi yang lain dari yang lain (lagi), tidak saya temukan kotak sumbangan yang menyerupai bentuk rumah-rumahan di meja penerima tamu. Melihat kebingungan saya, setelah menerima souvenir, saya ditunjukkan sebuah kotak putih besar dari kayu yang ukurannya kira-kira 100x90x40 cm di seberang meja penerima tamu. Penerima tamu kalau di hajatan adat Jawa seperti yang biasa saya hadiri biasanya berbusana adat Jawa yaitu kebaya.  Tapi kali ini tidak, penerima tamu adalah para model (kelihatan dari postur tubuh dan cara berdandannya) dengan pakaian pesta mini bewarna merah marun.Wah.......

Begitu masuk ruangan resepsi....... lagi-lagi saya terheran-heran... karena tidak ada para pengantin yang duduk bersanding di atas panggung dengan latar belakang gebyok (dekorasi manten) di belakangnya.  Saya melihat panggung yang diisi dengan seperangkat alat band, lampu-lampu pesta dan 6 layar lebar, 1 (satu) di depan, 3 (tiga) disamping kiri dan 3 (tiga) lagi di samping kanan. Di bawah panggung juga ada lampu-lampu pesta dengan tiang-tiang yang tingginya sama dengan gedung tersebut. Di bagian tepi ruangan ada gubuk-gubuk makanan untuk tamu.

Tak lama kemudian MC naik ke atas panggung dan diikuti pengantin beserta keluarganya. MC memperkenalkan pengantin beserta keluarganya dan sedikit beberapa wejangan untuk pengantin. Setelah itu, mereka semua turun dari panggung, dan berbaur dengan tamu. Oh ya, busana pengantin yang dikenakan menurut saya adalah sederhana. Karena pengantin pria hanya mengenakan jas hitam gelap, sedangkan pengantin wanita mengenakan kebaya.  Tapi, menurut saya kombinasi busana keduanya terlihat elegan. Setelah itu, para tamu dipersilakan menikmati hidangan dengan alunan live music.

Begitulah, pengalaman saya menghadiri the charity wedding. Kalo ada para kompasianer yang belum menikah atau ingin menikah lagi hehehe..... barangkali the charity wedding bisa dijadikan salah satu alternatif.  Karena kita senang-senang, juga menyenangkan bagi orang lain, yaitu anak-anak yatim piatu.

Salam kompasiana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun