Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Topeng Cinta

23 Mei 2024   14:58 Diperbarui: 23 Mei 2024   15:18 166 3

Aku mengkerutkan kening ketika membaca pesanan khusus online, yaitu satu topeng cinta. Topeng itu tidak boleh ada duplikatnya. Pak Romy, sang pemesan, menginginkan sebuah topeng wajah perempuan yang terbuat dari kayu  jati yang dipahat dengan halus. Ekspresi wajah topeng tersebut harus lembut dan menyampaikan rasa cinta. Ia memerlukan topeng tersebut untuk pentas tari yang koreografinya dirancang oleh dirinya.


Matilah aku yang jomblo tulen ini! Bagaimana bisa aku memahat wajah perempuan dengan penuh rasa cinta jika aku sendiri belum mengenal apa artinya cinta? Tentu saja aku menolak pesanan tak masuk akal itu. Tapi, jawaban Pak Romy membuatku tak bisa berkutik. Ia bersikeras mana mungkin seorang seniman tidak mengerti artinya cinta. Sedangkan cinta merupakan hal dasar dalam kehidupan manusia. Seni merupakan ekspresi cinta. Ia akan membayarku lima kali lipat dari harga yang biasa kutawarkan. Sungguh harga yang fantastis untukku. Satu topeng cinta berharga 100 juta Rupiah. Bahkan, Pak Romy siap mentransfer uang muka sebesar 40 juta Rupiah. Aku tak sanggup menolak tawaran menggiurkan tersebut.


Pak Romy hanya mempercayakan pembuatan topeng cinta padaku karena aku seniman terkenal yang mewarisi keahlian mengukir topeng secara turun-temurun. Ia memberiku tempo dua bulan untuk menghasilkan karya seni yang fantastis. Jadi, di sinilah aku bersama tumpukan topeng kayu yang gagal. Sudah tiga minggu aku berkutat membuat ekspresi wajah yang penuh cinta. Tapi, aku tak pernah merasa puas. Teknikku dalam mengukir wajah sempurna. Tapi, aku belum berhasil membuat karya seni yang tampak hidup. Apa artinya topeng cinta yang tidak bisa mengekspresikan perasaan cinta. Aku mulai panik karena waktu bergulir dengan cepat, sedangkan aku belum juga memahami cinta.


"Kamu kencan buta saja dengan seorang gadis. Siapa tahu kamu bisa mendapat ide apakah cinta itu?" Saran Danur, sahabatku, dengan nada penuh olok-olok. "Aku sangat heran dengan dirimu. Masa kau tak mengerti arti cinta?"


"Cinta itu rumit. Tidak seremeh seperti yang kau pikirkan. Masa cari ide dengan kencan? Untukku, cinta itu bukan mainan.. Bagiku cinta itu eksklusif."


"Kalau begitu pasang saja iklan cari model untuk topeng cinta," sahut Danur dengan ekspresi jemu.


"Benar juga. Tumben otakmu cemerlang," seruku yang langsung disambut dengan jitakan Danur di kepalaku.


***

Gadis di hadapanku sungguh cantik. Wajahnya khas Indonesia dengan mata berbentuk almond. Bibirnya lebar dan tipis sehingga aku harus menahan diri untuk tidak mengecupnya. Keseluruhan wajahnya mencerminkan semangat hidup. Karakternya sesuai dengan Topeng Cinta sehingga aku dan Danur sepakat memilihnya dari 100 orang kandidat. Danur memang sahabat terbaik. Ia banyak membantuku dalam seleksi model ini.


"Tyas, silakan duduk! Aku akan membuat sketsa wajahmu."


Tyas mengangguk. Awalnya, ia agak rikuh dipandang tajam oleh sang seniman sedemikian rupa dari segala sisi.


"Santai saja. Kau anggap saja aku sahabatmu yang sudah lama tak bertemu. Kau boleh membicarakan segala hal sehingga ekspresi wajahmu yang hidup bisa kutangkap."


Tyas mengangguk. Tampak lesung pipit di kedua belah pipinya. Ia pun mulai berceloteh dengan riang.

Hari demi hari berlalu. Topeng Cinta hampir sempurna. Aku menatap lekuk wajah Tyas yang halus dan abadi. Tinggal sedikit lagi, maka Topeng Cinta ini akan sempurna. Aku mengeluh dalam hati. Sebenarnya, apa yang kurang dari karyaku ini? Aku telah menunjukkan Topeng Cinta ini pada Danur. Dan ia berkomentar ini topeng cantik yang sempurna. Tapi, aku menyadari masih ada yang kurang dalam karyaku ini. Apa yang luput dari pengamatanku?


Akhir-akhir ini, aku merasakan perubahan sikap Tyas. Ia sering merenung. Tapi, ia tampak lebih cantik dari biasanya. Aku terpesona melihat ekspresi wajah yang malu-malu itu. Ia persis anak rusa yang penasaran, tapi takut mendekat. Ia menatapku dengan mata takjub seolah baru tersadar akan keindahan dunia. Senyum simpul yang membayang di bibirnya, membuatku tertegun. Senyum samar yang menjanjikan kebahagiaan seperti kilau embun pagi yang terkena cahaya matahari.


Ah, benar! Ini ekspresi cinta yang kucari. Metamorfosis indah dari ulat bulu menjadi kupu-kupu cantik. Dengan sesegera mungkin aku mengingat ekspresi istimewa tersebut dan berusaha mengabadikannya. Akhirnya, setelah semalaman mengukir, jadilah karya seni yang kubanggakan. Topeng Cinta ini telah rampung. Aku telah memfoto dan mengirimkannya pada Pak Romy. Ia sangat puas dengan hasil karyaku.


Hanya satu hal yang membuat hatiku terasa hampa. Dengan selesainya Topeng Cinta, tidak ada alasan lagi bagi diriku untuk bertemu dengan Tyas. Tapi, aku ingin menemuinya sekali lagi. Aku ingin mengungkapkan rasa cinta yang menggebu dalam diriku. Tatapan mata Tyas yang penuh cinta ketika menatapku, selalu membayang-bayangiku mimpiku. Aku tahu Tyas mencintaiku diam-diam.



***

"Kak Irfan, terima kasih banyak. Aku sudah terima transfer honorku sebagai model Topeng Cinta. Bonusnya banyak sekali. Terima kasih banyak, Kak. Aku jadi memiliki tambahan budget untuk pernikahanku bulan depan," kata Tyas dengan penuh antusias.


"Apa? Kau akan menikah bulan depan? Dengan siapa?" Tanyaku lemah.


"Ya, Kak. Aku akan menikah dengan Kak Danur," sahut Tyas.


"Danur sahabatku?"

"Benar, Kak. Kami dekat sejak Kak Danur mewawancaraiku ketika seleksi awal model Topeng Cinta," kata Tyas malu-malu. Semburat pink tampak menjalar di kedua pipinya.


"Tyas, aku juga mencintaimu. Apakah tak ada kesempatan untukku?"


"Maafkan aku, Kak. Aku sangat mencintai Kak Danur dan sebaliknya. Aku yakin suatu saat Kakak juga akan bertemu soulmate Kakak."

Aku terdiam. Hatiku sangat nyeri. Sekarang aku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Cinta itu bukan hanya senandung  kebahagiaan, tapi cinta itu menusuk seperti ribuan jarum panas. Api cemburu di diriku menggelegak. Aku tak bisa berpikir normal. Maka, kuminta Tyas untuk berpose di tanjung dengan ombak laut yang berkobar-kobar. Kediamanku memang merupakan villa di dekat laut.


Awalnya, Tyas ragu. Tapi, aku membujuknya dengan halus bahwa aku ingin menghadiahkannya karya seni istimewa, yaitu Topeng Peri Laut, sebagai hadiah pernikahannya. Dengan riang, Tyas menyanggupinya. Tyas tak pernah tahu. Topeng Peri Laut ini bukan untuknya. Tapi, aku ingin mempersembahkannya pada dunia dan memberikannya pada sebuah museum. Topeng Peri Laut akan menjadi Topeng Cinta yang sesungguhnya.


Benar saja dugaanku. Tyas sungguh peri laut yang mempesona. Manik-manik matanya yang bercahaya. Pipinya yang kemerahan ditimpa cahaya mentari membuat jantungku berdebar kencang. Efek obat tidur dalam kopi yang diminum Tyas mulai terlihat. Tyas kadang-kadang mengkonsumsi obat tidur dan aku mengetahui nama obat tidur yang sering diminumnya.


Tyas menoleh padaku dan tersenyum untuk terakhir kalinya. Ia tampak limbung dan melangkah ke ujung tanjung. Selesailah sudah.


Biarlah Topeng Peri Laut menjadi Topeng Cinta yang abadi. Cintaku yang abadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun