Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor

Antifan Penggali Kubur Tampan

22 Mei 2024   20:12 Diperbarui: 22 Mei 2024   20:16 93 1

"Sil, lihatlah pria penggali kubur itu tampan sekali," bisik Rani pada sahabatnya, Silvi.


"Tampan sih, tapi karakternya membuat merinding."


"Katanya, ia pemilik area pemakaman yang luas ini."


"Ya, sudah. Nikahi saja dia," usul Silvi dengan nada datar.


"Hihihi. Mengapa kau sewot begitu? Trauma, ya?"


"Aku antifan dengan makhluk hidup yang satu itu. Kau tak tahu sih karakter asli pujaan hatimu itu. Ia menanyakan karakter ibuku seperti apa dan apakah Ibu memiliki fobia. Kupikir itu hanya pembicaraan basa-basi. Ternyata ia serius."


"Bagus dong berarti ia pria yang penuh perhatian."


"Setelah acara pemakaman selesai, ia menepuk-nepuk nisan ibuku dan berbicara seperti ini. Ibu betahlah di sini. Aku sudah menempatkan Ibu di antara Pak Doni, duda seumuran Ibu yang kaya dan baik hati, dan Bu Mira, perempuan separuh baya yang senang berbicara. Ibu pasti senang bergaul dengan mereka," jelas Silvi dengan ekspresi ngeri. "Siapa yang tak merinding mendengarnya berbicara begitu. Belum lagi sepanjang kami menyusuri area pemakaman, ia terus-menerus menyapa nisan-nisan di area tersebut."


Rani cekikikan. "Mungkin ia jodohmu. Siapa tahu ia tipe idealmu."


Silvi bergidik, "Jangan sampai deh. Aku anti dengan hal-hal mistis. Menjadi Nyonya Randu Merindu Akherat bukan impianku."



***

"Nona Silvi?" Tanya seorang pria setengah baya. Ia tampil menawan. Tidak ada setitik debu pun yang menempel di setelan jas abu-abunya. Gagang kacamatanya berwarna emas.


Silvi menganggukkan kepala. Kemudian, ia dipersilakan duduk. Betapa herannya Silvi, karena dalam ruangan pengacara tersebut, ada Randu yang seperti biasa berpakaian hitam seperti burung gagak. Ia nyengir seperti kuda ketika menatap Silvi.


"Berkaitan dengan surat wasiat Ibu Dahlia, Nona Silvi harus menikah dengan Tuan Randu Merindu Akherat dalam jangka waktu 1 tahun sejak meninggalnya Bu Dahlia. Jika tidak, rumah yang ditempati Nona Silvi akan disumbangkan untuk yayasan amal. Begitu pula dengan Tuan Randu, jika tidak menikahi Nona Silvi, area pemakaman yang sekarang dikelola oleh Tuan Randu juga akan diberikan pada yayasan amal. Ini keinginan Pak Merana Dunia, ayah Tuan Pandu yang dulu gagal menjalin cinta dengan Bu Dahlia sehingga mereka bertekad untuk mempersatukan ikatan mereka dengan menikahkan keturunannya."


Mendengar hal tersebut, Silvi merasa pandangannya buram. Kemudian, ia jatuh pingsan dengan tak elegan karena mulutnya terbuka seperti ikan mas koki. Baginya, ini karma karena menjadi antifan Randu Merindu Akherat. Mengapa dunia begitu tak ramah pada dirinya?



***

Sebagai dua anak muda yang berpikiran logis, Randu dan Silvi pun terpaksa mengikuti surat wasiat orangtuanya. Zaman sekarang hidup tanpa modal sulitlah untuk melangkah walaupun mereka memiliki keahlian. Maka, Randu Merindu Akherat dan Silvi Anastasia sepakat menikah bulan depan. Mereka memilih kenyamanan materi dibandingkan perasaan.


Hari ini Randu dan Silvi akan difoto prewedding di dua area sesuai keinginan masing-masing. Area pertama ialah caf cantik dengan nuansa alam. Tentu caf yang cantik ini merupakan keinginan Silvi. Pasangan Randu dan Silvi tampak mempesona di area tersebut. Randu memakai kemeja berwarna putih dan celana panjang abu-abu. Sedangkan Silvi memakai gaun putih bercorak bunga matahari.


Yang menjadi masalah ialah sesi kedua foto prewedding. Randu bersikeras area pemotretan harus di pemakaman. Area pemakaman merupakan hidup dan matinya Randu. Sebagai istri randu, Silvi harus mengerti hal fundamental tersebut. Titik.


Click.

Click.

Click.

Tak disangka hasil pemotretan di area pemakaman jauh lebih bagus dari area caf. Mungkin karena kontrasnya nuansa pemakaman yang muram dan nuansa wedding yang cerah membuat foto-foto prewedding tersebut begitu menakjubkan.


Dengan gaun putih polosnya yang bahannya begitu halus sehingga melayang-layang ketika diterpa angin, Silvi bagaikan peri yang datang ke area pemakaman. Sedangkan Randu dengan setelan tuxedo hitamnya, persis vampir ganteng yang sedang mencari mangsa. Ya, mangsa Randu ialah Silvi. Jika diteliti lebih lanjut, memang konsep pemotretan ini benar-benar unik sehingga Randy memutuskan akan menyewakan lahan area pemakaman untuk konsep foto creepy prewedding. Memang otak Randy yang lihai bisnis pemakaman tak ada matinya. Uang selalu menempati prioritas.



***

Dua hari kemudian


"Ran, properti tulang tangan terjulur di makam dalam foto prewedding kita ini bagus sekali. Super creepy mirip Frankenstein," kata Silvi antusias.


"Mana?" Tanya Randu. Kemudian, ia meneliti foto prewedding yang baru saja dikirimkan oleh jasa foto prewedding.


"Ah, ini bukan properti foto. Ini kan makam Pak Sarmin yang dikubur tahun lalu. Kok tangannya teracung keluar terus ya. Nanti aku benarkan posisi jenazahnya. Sudah lima kali aku membenarkan posisi jenazahnya. Aku merasa jenuh juga harus melakukan rutinitas tanpa imbalan."


Mendengar hal tersebut, Silvi langsung mati suri. Ia baru kembali hidup sehari sebelum pernikahannya. Itu pun berkat usaha Rani, sahabat Silvi yang berbisik di depan telinga Silvi.


"Sil, tas Gucci warna pink yang kau pinjamkan itu untukku saja ya. Kau kan sudah mati. Aku perlu sekali biaya hidup dan berniat untuk menjualnya. Karena kau sahabatku yang terbaik, kau pasti mengerti kesulitanku. Terima kasih banyak, Sil. Aku sayang ka..."


Belum Rani selesai berucap, Silvi sudah hidup kembali. Bahkan, ia sudah mampu mengomeli Rani.


Pernikahan Randu dan Silvi berlangsung spektakuler dan menjadi perbincangan di seluruh penjuru kota. Para tamu terpesona dengan konsep Halloween wedding. Apalagi latarnya sungguh original, yaitu di area pemakaman. Saat pesta pernikahan yang berlangsung hingga larut malam tersebut sudah tak bisa dibedakan mana yang tamu manusia dan mana yang tamu roh halus. Mereka berbaur dengan sempurna.


Semua tamu yang hadir memuji make up creepy wedding pasangan pengantin tersebut yang sempurna. Padahal itu semua karena situasi yang menimpa pasangan tersebut sebelum pernikahan. Kelopak mata Randu yang celong hitam persis seperti tuyul karena ia tak bisa tidur memikirkan Silvi yang mati suri. Dan wajah Silvi yang pucat pasi secara alami (bukan dempul bedak) karena baru kembali hidup dari mati suri.


Semua orang riang gembira dan mendoakan kebahagiaan pasangan pengantin. Semua mengharapkan mereka akur dan langgeng hingga akhir hayat. Tapi, Silvi tidak pernah tahu kejutan apa yang menunggunya saat malam pengantin...


"RANDU, KAU ABNORMAL! KAU SEWENANG-WENANG! AKU TAK MENGERTI APA YANG ADA DI PIKIRANMU. MASA RANJANG PENGANTIN KITA PETI MATI!!!" Jerit Silvi penuh amarah.


"Tenang, Silvi sayang. Ini peti mati yang sangat berharga. Dulu ini pernah dipakai oleh seorang ratu cantik yang dibunuh oleh mantannya dengan racun."


"SINGKIRKAN TIDAK PETI MATI INI? ATAU, AKU MATI SURI LAGI?" Ancam Silvi.


Randu menganggukkan kepala dengan sedih, "Kau sungguh kejam. Kau tak mengerti perasaanku. Padahal ini peti mati dari kayu jati berkualitas satu."

____

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun