Aku tersenyum puas dan melakukan lompatan. Ketika menoleh, aku sangat terkejut karena kaca di depanku menampilkan bayanganku, tapi dengan pose yang berbeda arah. Aku mengulangi gerakanku sembari melirik bayanganku yang hidup. Ia malah melakukan gerakan tari balet yang jauh lebih bagus dariku hingga aku terpana.
Tiba-tiba aku merasa merinding dan hendak meninggalkan ruang studio. Tapi bunyi ketukan di cermin dekatku mengalihkan perhatianku. Huruf-huruf merah tercetak satu demi satu di cermin. "JANGAN TAKUT. MARI BERLATIH BALET BERSAMA!"
"Siapa kamu?" Tanyaku.
"NATASHA MICHALSKI."
Aku terkesiap. Roh halus balerina terkenal ingin menari bersamaku?
Natasha mulai menarikan adegan Swan Lake, tapi ia berperan sebagai Pangeran. Kemudian, ia menoleh pada diriku dan mengganggukkan kepalanya. Seperti terhipnotis, tubuhku menarikan adegan utama Swan Lake, yaitu pas de deux dengan Pangeran.
Belum pernah aku menari sebagus ini. Aku sangat berterimakasih pada Natasha yang memberi instruksi melalui tulisan di cermin.
Aku lelah sekali. Dan berbaring terkapar di depan cermin dengan napas tersengal.
TOK TOK.
"Ulurkan tanganmu ke depan cermin dan sentuhlah aku," tulis Natasha pada cermin.
"Untuk apa?"
"Lakukan saja! Aku ingin bersahabat denganmu."
Aku tersenyum dan mengulurkan tanganku. Tiba-tiba aku merasakan aliran energi hangat yang aneh menjalari tanganku. Kepalaku sangat pusing dan pandanganku menggasing. Ketika aku membuka mata, Natasha tersenyum misterius.
"Selamat tinggal, adik manis! Aku berjanji akan menarikan Swan Lake dengan sangat baik dan membuat namamu sangat terkenal."
Aku berteriak, tapi tidak ada suara yang keluar. Tanganku tak berhasil menjangkau Natasha yang berjalan keluar dari studio dengan santai.