Usaha-usaha kita untuk menghindari kolaps pada bangunan:
·Jangan menaruh beban terlalu berat di lantai atas. Letak toren-toren air, mesin-mesin AC sentral, dll yang berat perlu mendapat perhatian khusus. Prinsip utamanya: lantai bawah harus memiliki struktur yang lebih kuat dari lantai atas.
·Usahakan menempatkan dinding-dinding di lantai atas dalam posisi yang seimbang (tidak terlalu berat ke bagian kiri atau ke kanan) sehingga bebannya bisa dipikul secara lebih merata oleh kolom-kolom di bawahnya. Akan lebih baik kalau sebanyak mungkin dinding di bagian atas disangga oleh dinding di bawahnya sampai ke pondasi.
·Jangan membuat sistem struktur yang terbuka seperti telah diterangkan di artikel no. 2. Semua sistem struktur mulai dari pondasi, sloof, balok dan atap harus merupakan sistem yang tertutup
·Pengecoran balok-balok beton yang mengikat struktur kolom sebaiknya diusahan menumpang penuh di atas kolom dan bukan kolom dicor dulu lebih tinggi dari balok lalu diberi stek ke samping untuk menyambung baloknya. Sambungan balok ke kolom yang tidak sempurna akan sangat mudah dipatahkan oleh getaran gempa.
·Untuk bangunan bertingkat banyak, usahakan memasang “core” (inti kekuatan struktur) di tempat yang paling tepat. “core” itu ibarat tulang punggung yang menyangga badan agar tetap tegak. Bisa juga anda bayangkan sebagai batang bambu untuk lomba panjat pinang pada saat pesta 17 Agustusan dan di batang itu boleh digantungkan macam-macam barang hadiah serta siap dipanjati orang banyak. Didalam “core” bangunan biasanya dipakai sebagai tempat “lift” atau tangga dan dia menerus mulai dari pondasi sampai lantai paling atas. Di bawah ini digambarkan cara menaruh “core” yang tepat (tanda minus berarti kurang tepat, plus berarti paling baik).
Bisa juga menambahkan perkuatan struktur berupa “dinding geser” seperti tergambar di bawah ini: