banyak yang menyusurinya, namun sedikit yang menikmatinya.
***
dan sampai kini kita masih mengenang pada apa yang sudah terbuang.
kita tak menyebutnya cinta--hanya sebuah perasaan yang salah, katamu kataku.
munafik?
***
di kedalaman rasa
rindu berakar dan menjalar
dipelihara waktu
tumbuhlah ia menjadi tunas cinta di sela hati yang membatu.
***
dua tiga puluh.
setelah mati malamku
sampai jua di pucuk cinta
duduk bertimpuh di atas sajadah
***
kemarau panjang.
sungai kering kerontang, daun-daun berguguran.
tetapi cinta tak mengenal musim;
tetap tumbuh pada seorang kesepian.
***
mencari kekasih baik.
hitam putih hanyalah kulit
dari hati yang menyembunyikan cinta.
ketuklah!
agar kau mengenalnya.
***
cinta tumbuh di mana saja.
di laut, di gunung, di sudut-sudut kota, di pinggir jalan raya.
pada aksara, warna, serta nada.
ia berbicara; "hargai aku sebagai sesuatu yang tak kau dapatkan dengan segepok uang!".
***
dan lalu kau pun menggerutu
menghardik cinta dan berkata:
"sungguh cinta itu kejam! angkuh tak berbelaskasihan. lihatlah dalam tubuhku, remuk redam dicambuk dirajam!"
***
-Rumah Cinta-
semenjak rumah itu kosong, lalu kita saling berebut jadi hantu sebagai penghuninya.
siapa menang, dia yang berhak dirindukan.
***
menghias angan dengan meminjam warna malam.
cahaya bulan adalah tinta yang tumpah di atas kertas semesta; sempurna membentuk kalimat-kalimat cinta.
***
di taman yang dipenuhi warna bunga
cinta menjelma kupu-kupu
terbang rendah di hadapanku,
memaksa untuk segera jatuh cinta.
***
dunia hanya berisi gelap dan dingin, andai tiada kehadiran iman dan cinta.
----0----
Januari, 2022
~Sirrisaqti