bermata sayu dan berwajah sendu
terimpit di antara dinding rindu yang angkuh membatu
cinta melamun ...
malam pun lalu datang memberi salam
menyapa cinta dengan senyuman
namun malam datang tak sendirian,
ia datang dengan membawa dingin angin sendalu serta sunyi yang mencekam
cinta pun menggigil!
duduk dengan memeluki kedua lututnya yang gemetar
menyender pada dinding kerinduannya yang amat tebal
setebal sandal raksasa berwajah seram
malam berubah kejam!
pelan-pelan menghampiri tubuh mungil cinta dengan membawa sekarung sepi dan sekeranjang duri; membikin nyeri sendi-sendi
cinta lelah!
cinta tak berdaya!
dalam kelelahannya
cinta pun lalu berdoa
berharap tubuhnya menjadi besar
menjadi kuat dan bertenaga;
sebab ia ingin sekali merobohkan tembok tebal itu, menghancurkannya hingga jadi debu!
cinta ..
hanya dapat berharap dan berdoa
karena ia sadar akan tubuhnya yang mungil
hanya menyempil di antara dinding rindu tebal membatu tanpa dapat ia merobohkannya
ah!
cinta pun pasrah ...
namun cinta tak henti berharap dan berdoa
entah nanti, apakah Tuhan akan mengabulkan segala pintanya?
entahlah ...