Berdiri tegar di antara gelegar halilintar serta arak-arakan awan hitam yang menggumpal membawa hujan.
Sore itu aku berteduh di bawah pohon besar, duduk di atas tumpukan batu-batu dengan kau bersandar di bahuku.
lantas aku bertanya:
"berapakah usianya?"
aku bertanya kepada air sungai yang mengalir dari hulu, barangkali ia tahu berapa usia gunung itu.
"mungkin seribu tahun!"
aku bertanya kepada air sungai, namun kekasihku yang menjawabnya.
"tidak mungkin! Gunung Salak sudah ada bahkan sebelum kita ada di dunia"
aku menyanggah, merasa tidak puas dengan jawabannya.
"mungkin seusia cinta kita"
kau menjawab lagi dengan nada pasti.
"memangnya berapa usia cinta kita?"
aku kembali bertanya.
"terhitung dari siang tadi hingga selamanya ...."
"oooooooohhh ...."
aku pun lantas memeluknya, merasa puas dengan jawabannya.