Tiga hari lalu saya membeli ikan laut di kedai sebelah.
“Berapa harganya,Biring? (panggilan nenek di bahasa Karo)?”
“36 ribu rupiah sekilo!”Harga yang hanya 15.000 rupiah tiga tahun lalu.
Ibu-ibu yang belanja saling berkomentar. “Entah gimana lagi kita ini hidup!” Semua serba mahal.
Saya diam dan merenung. Agak nelongso. Tapi baru sadar, ini karena lembaga-lembaga negara sudah mulai menjalankan fungsinya. Kalau tidak maka harganya bisa saja menjadi Rp. 100.000/kg. Peran menstabilkan harga. Kalau nggak sudah anjlok ke harga yang mengerikan. Mungkin ratusan ribu rupiah.
Tentu bukan perkara mudah untuk menstabilkan harga-harga di pasaran. Terutama jika sudah mendekati hari-hari besar. Banyak hal mempengaruhi. Antara lain:
Demand
Suppy
Spekulasi
Agen
Prilaku masyarakat
Dll..dll
Salah satunya harga ikan yang saya sebut diatas. Tentu fungsi pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan menjalankan fungsinya secara maksimal agar agar tidak terjadi lonjakan harga bombastis di pasaran.
Dan tentu peran masyarakat juga yang berfungsi sebagai konsumen sekaligus juga produsen.
Irisan, Ketergantungan dan Intervensi
Kehidupan ini merupakan siklus panjang dan memiliki koneksi satu dan yang lain. Kita tidak bisa menghempang orang,sistem, negara, dan semua proses untuk tidak saling berhubungan. Sistem modernisasi yang berproses saat ini erat laitannya dengan issu liberalisasi, globalisasi, modernisasi, kompetisi dan berbagai proses lainnya untuk manusia bisa survive. Kita mau tidak mau telah masuk dalam sistem yang menggurita itu. Tidak bisa menolak semua itu. Kalau menolak bah..kita ibarat Katak di Bawah Tempurung.
Hubungan sosial, budaya, politik beririsan dengan ekonomi. Saling bergantung dan satu sama lain mengintervensi. Hukum ini sudah hukum alam. Absolut dan tak bisa dibantah. Agar tak morat-marit terutama dalam hal keuangan maka pemerintah dan masyarakat harus tampil sebagai frontline. Peran penting terutama dalam melakukan pengawasan, kontrol, mendorong kebijakan dan juga sebagai implementator.
Peran Negara & Peran Rumah Tangga sesuai versi masing-masing
Boleh dikatakan Kementerian Perdagangan (KP) punya peranan besar dalam seluruh aspek ekonomi dalam negeri. Bagaimana agar sistem perdagangan berjalan baik, membangun bisnis dagang yang sehat, membuat regulasi yang pro rakyat dan segudang peran lain yang akan kudefenisikan dalam bahasa sederhanaku.
- Mengatur regulasi agar seluruh proses ekonomi berjalan dalam ring persaingan yang lebih sehat.Contoh sederhana, KEmenterian Perdagangan memiliki kuasa untuk menentukan harga-harga di pasaran. Sehingga disparitasantara harga kebutuhan pokok di satu kota tidak jauh berbeda dengan kota lain. KP melakukan pengawasan ketat terhadap regulasi ini. Penetapan harga yang tinggi memang membuat masyarakat untung. Tapi sebaliknya bisa membuat elemen pedagang atau konsumen lain/ tertentu kolaps. Jadi peran KP dalam hal ini adalah untuk memastikan kinerja perdagangan di Indonesia itu benar-benar sehat.
- Menjaga sistem perdagangan agar tetap sehat: Tidak ada monopoli. Yang lemah dikuatkan. Ada keseimbangan. Kalau ada keluhan masyarakat, pedagang, pengusaha yang mulai meresahkan. Harus dicari apa masalahnya, kenapa terjadi, bagaimana regulasinya. Sudahkah diterapkan. Atau ada spekulan yang bermain. Atau mungkin misalnya produk pertaniannya terlalu banjir di pasar. Nah...KP siap untuk menjadi dokter, menjadi konsultan, menjadi mediator dan seluruh peran lain untuk mengatasi keresahan ini.
- Kerjasama semua pihak termasuk misalnya bank, produsen, konsumen, distributor, atau seluruh elemen lainnya. Mempertahankan stok agar tetap ada. Bagaimana agar lancar pembelian barang. Ibarat stok bahan pokok di rumah. Kita harus memiliki cadangan bisa berupa bahan pangan dasar misalnya 2 goni beras untuk 2 bulan.
-Membangun regulasi di rumah tangga dengan kesepakatan antara suami dan istri. Hemat.Makan nasi dikurangi karena sudah kelebihan karbohidrat..he...he
-Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula. Tidak lagi konsumtif untuk kebutuhan yang bukan penting. Mengkonsumsi pangan sehat. yang dibutuhkan oleh tubuh secara normal. Misalnya saat bulan puasa. Tubuh memang butuh gula, karbohidrat, vitamin, dan lain-lain. Tapi ada baiknya konsumsilah secukupnya. Jangan berlebih!! Karena mau tak mau, keinginan konsumtif dan hedonisme kita akan mendongkrak harga melambung. Bikin kue cukup 4-6 jenis. Ada keluarga bahkan menghidangkan makanan sampai 30 jenis di rumahnya. Sungguh bombastis!!
- Menggaungkan jargon-jargon unik, kreatif, innovatif dan applicable terkait dengan upaya dalam menjaga stabilitas harga pokok tersebut.
“Konsumsilah pangan lokal!”
" Cintai pangan dalam negeri!"
Menjadi salah satu cara jitu bersumbangsih menjaga stabilitas harga.
Tentu harga pangan lokal lebih murah dan sehat karena:
1. Rantai pasar tidak terlalu panjang
2. Waktu panen sampai tiba di tangan konsumen lebih cepat
3. Pasti lebih fresh
4. Bentuk tidak berubah, rasa juga. Pengawet tidak dibutuhkan
Coba bandingkan perjalanan jeruk dari Brazil dibanding jeruk Brastagi.
Tentu Jeruk Brastagi lebih segar kan?
Nah..itulah fungsi kita sebagai orang lokal. Juga negara melalui KP. KP punya mata, telinga dan tangan untuk melihat apa yang terjadi di masyarakat agar tidak terjadi instabilitas harga kebutuhan pokok di pasar. Agar harga bahan-bahan pokok di pasar seimbang. Petani mendapatkan harga bagus. Pedagang dapat untung layak. konsumen puas. Tentu itulah fungsi negara dan masyarakat.
Jika barang masuk banyak ke pasar, kebutuhan sedikit. Nah..harga anjlok. yang rugi nelayan, petani, para UKM. Jika kebutuhan banyak, barang yang dibutuhkan sedikit akhirnya harga melejit. Nanti konsumen marah. Kecewa. Jelas akan terjadi keresahan, bisa berakibat huru-hara.
Nah fungsi di kala normal, semi gejolak, krisis kecil, krisis menengah kita sudah harus punya banyak amunisi untuk mengatasi hal ini. Amunisi ini berupa regulasi, aksi nyata, perangkat keras, human resources dan juga mitigasi special...Tapi tentu dengan DATA, ANALISIS, RISET, KOORDINASI DENGAN BANYAK PIHAK.
* Menggali Kearifan Lokal Terkait Menjaga Harga Tidak Naik Tinggi atau anjlok
Kearifan lokal berpusat pada belajar dari tradisi nenek moyang. Jaman terus berubah, tetapi tradisi lokal tetap bisa dipertahankan. Misalnya ilmu “Lumbung padi” yang pernah ada harus digalakkan kembali. Ilustrasi seperti ini:
Keluarga Tampubolon 1:
Menyimpan padi dalam lumbung untuk stok hingga musim panen berikutnya
Keluarga Tampubolon II
Panen Padi langsung habis
Memiliki lumbung padi memiliki garis lurus dengan Ilmu semut. Menyimpan makanan ketika musim baik. Keluarga I pasti lebih tenang dibanding keluarga II. Hal yang sama dilakukan oleh orangtua saya 20 tahun lalu. kami memiliki lumbung padi yang cukup besar. Sekitar 2 x 2 meter.
Saat panen, lumbung tersebut bisa penuh. Sangkin besarnya, lumbung tersebut pernah digunakan sebagai tempat tidur saat musim paceklik. Memiliki cadangan padi di rumah memberi kenyamanan luar biasa. Ayah dan ibu saya tidak lagi stress memikirkan beras untuk dimakan bagi ke 11 anaknya. Hanya tinggal mencari lauk saja. Bahkan saat tidak punya uang dan butuh biaya sekolah. Padi di lumbung dijual buat mendapatkan tambahan uang. Saat terjadi kegagalan panen misalnya.
Dari ilustrasi diatas, Kel. I masih tetap bisa bertahan. Lain hal dengan keluarga II. Itu jugalah yang dilakukan KP dengan berkoordinasi dengan beberapa kementerian.. Tapi tentu dengan cara supermodern. Bukan menyimpan padi dalam lumbung beras. Salah satunya misalnya menjamin bahwa cadangan beras untuk 6 bulan ke depan misalnya oleh Bulog.
Jadi saat ada gejolak paling buruk terjadi di Indonesia, kita masih ada stok.
Misalnya apa yang mulai dilakukan Kementerian Pertanian dengan Toko Tani Indonesia. Saat produk sayuran dari Sumatera Utara ke Riau/Batam terhenti karena Sinabung meletus. Harga akan naik. KP berkoordinasi dengan lembaga terkaityang sudah membuat sebuah aturan dalam menyikapi hal ini. Misalnya adalah memberi warning bagi Dinas tertentu untuk menginstruksikan unit lain memasok barang ke Batam/Riau. jalannya adalah yang memasok. Bisa melalui satu regulasi yang tentang............................
TANTANGAN DAN MENUMBUHKAN INNOVASI BARU
Innovasi-innovasi unik, kreatif dan implemented terkait dengan semakin canggihnya telekomunikasi saat ini.
Misalnya satu unit khusus Perdagangan Cyber Crime. Karena sistem virtual saat ini menumbuhkan banyak modus penipuan yang telah memakan korban. Seperti di awan dan untouchable. Padahal sebenarnya ada dan riil di masyarakat. Membangun trust
Dalam perdagangan satu nilai dan filosofi yang menjadi prinsip dasar adalah trust. Sehatnya sistem perdagangan suatu negara tentu didasarkan pada nilai trust ini. Kepercayaan terhadap lembaga negara dan personal yang ada di dalamnya juga menjadi aspek paling menentukan untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pangan.
Setiap orang akan mengharapkan perdagangan yang sehat, kredibel dan memiliki trust tinggi sehingga masyarakat lebih sejahtera. Agar jangan terjadi lagi orang atau agent menyimpan barang untuk distok agar harga naik. Trust inilah yang menjadi pedoman yang harus terus dijaga dan ditumbuhkan agar terus terpatri di semua pihak baik pemerintah, swasta, dan masyarakat banyak.
Diversifikasi sumber-sumber energi baru, pangan baru
Kementan kini fokus kampanye sumber energi baru. Lokal dan mudah didapatkan. Misalnya bahan pangan utama yang dulu hanya nasi. Mulai didiversifikasi ke jagung, ubi, tapioka, dll.
Bahkan di satu sumber dari majalah online perempuan ada 8 sumber karbohidrat yang lebih sehat dari nasi.
Sayur bukan hanya sekedar apa yang selama ini ada di otak kita tentang lodeh, tumis, acar,dll. Tapi bagaimana lebih menganekaragamkan dan modifikasi sayur yang lebih sehat. Misalnya dengan sayur mentah organik dan sehat.
Diversifikasi sumber-sumber baru yang selama ini tidak kita anggap bermanfaat. Misalnya orang Batak yang dulu tidak menganggap daun genjer sebagai pangan lokal. Mulai berubah mindsetnya. Lebih membuat pangan yang lebih beraneka ragam.
Apa hubungannya dengan harga. Tentu jika kita membeli bahan sayur beragam maka tidak terjadi monopoli. Coba pas lebaran atau hari raya besar kita semua hanya beli sayur nangka. harganya melonjak bisa Rp. 50.000/kg. Yang biasanya hanya 15.000-20.000. Tapi kalau kita menyajikan pangan/sayur beragam maka sayuran lain laku. PEdagang juga mendapat untung lebih adil.
Akhirnya muaranya rakyat sejahtera.