Kau jawab, aku (hanya) lelaki biasa yang kadang menemanimu ke pasar, mencolek pinggangmu saat menawar, sebuah isyarat, takusah dilanjutkan, beralihlah ke tempat lain yang mungkin harganya bisa diperjuangkan
Aku (hanya) lelaki biasa yang sekali-kali menemanimu ke pusat perbelanjaan. Saat engkau memasukkan tiga lembar baju ke dalam keranjang, aku katakan padamu, ambil saja satu, yang warna merah bata, yang modelnya lebih kekinian, sedang yang dua lagi seperti ketinggalan. Padahal karena diskon besar, sedang yang lain harga normal
Aku (hanya) lelaki biasa yang kadang menemanimu di dapur saat memasak. Saat memotong bawang, jangan terlalu tebal, jangan terlalu besar, katamu. Ah, biarkan saja, nanti juga hancur saat kau lempar ke wajan, kataku
Aku (hanya) orang biasa yang takpernah memakai seragam, tidak ditemukan di halaman-halaman koran, baliho pinggir jalan, televisi dan teks berjalan, tak terkenal, tak dikenal, tapi masih punya keyakinan, bahwa orang biasa sepertiku, masih punya peluang untuk hidup bahagia
Air Tawar, Padang, 18 Agustus 2022