Ia lebih memilih menggelengkan kepala
Sebagai pertanda bahwa ia tak suka
Dan menggangguk pelan
Sebagai isyarat, hal itu boleh dilakukan
Ketimbang bicara berpanjang lebar
Kata-kata, kini sering dipelintir
Kadang untuk kepentingan penguasa
Kadang juga kepentingan pengusaha
Ayah pernah melihat pedagang
Berjualan di badan jalan
Kata aparat, mereka bukan ditangkap
Tapi diamankan
Pernah juga Ayah melihat gelandangan, pengais sampah, dan pengemis
Pemerintah bilang, mereka bukan kumpulan orang-orang miskin
Tapi, mereka keluarga pra sejahtera
Suatu masa, Ayah melihat iklan di media
Katanya, baju Ayah yang berdaki-daki, berlumuran cat, dan oli
Bisa hilang sekejap dengan secuil detergen
Hanya sekali kucek, tanpa disikat, kotoran minggat
Tapi, kata Ayah, itu hanya kata mereka saja
Asal kalian tahu, nak
Akan datang masanya, mulut dikunci
Anggota tubuhlah yang berbicara
Saat itulah kata-kata tak bisa lagi menolong engkau, saya, dan kita semua