Pernahkah Anda membayangkan bagaimana ‘gila’‐nya imajinasi pembuat novel, misalnya yang terkenal kisah Harry Potter ataupun Lord of the Rings? Sekarang saya yakin bahwa siapapun bisa. Kisah fantasi tidak lain adalah kisah nyata yang dimodifikasi. Tinggal terserah Anda saja mau berapa banyak modifikasinya, 10 persen, 50 persen, atau bahkan 95 persen. Contoh modifikasi atas
fakta di bawah ini: Pagi ini aku datang terlambat ke kantor. Ketika tiba di ruang kerja, aku mendapat pesan dari pimpinan. Pesan tersebut berbunyi, “Budi, segera siapkan semua materi presentasi, karena siang ini kita harus meeting dengan calon klien”. Aku terkejut bukan main, karena siang ini aku ada janji dengan Riska untuk makan siang bareng. Nah, penggalan sederhana tersebut dapat dimodifikasi seperti ini: Modifikasinya: Malam ini aku terlambat melapor ke markas. Ketika tiba di bangsal, aku langsung dipanggil oleh Jenderal Robert. Ia member perintah, “Sersan, segera siapkan pasukanmu, karena besok pagi kita kan melakukan sergapan kepada tentara Jerman yang melintas di jembatan timur”. Aku terkejut bukan main, karena besok pagi aku ada janji menelpon Jane untuk minta maaf. Atau seperti ini.. Sore ini aku datang terlambat ke istana. Ketika tiba di ruang makan, Raja memanggilku. Ia berkata, “Agon, segera siapkan semua kuda, hewan ternak, dan makanan. Sebentar lagi Dewa Rogor akan mengirimkan awan panas yang akan menghancurkan kerajaan kita!”. Aku terkejut bukan main, karena sebelumnya Raja akan melangsungkan festival seruling suci esok siang. Mudah bukan? Setiap hari kita mengalami berbagai momen, melihat berbagai benda, mendengar berbagai suara, dan bertemu berbagai jenis orang. Proses kreatif kita adalah menukar‐nukar semuanya dengan berbagai modifikasi.
KEMBALI KE ARTIKEL