Albert Einstein pernah menyatakan menyesal terkait pengembangan bom nuklir yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki. Penemuannya yang sangat maju dalam ilmu pengetahuan tetapi ternyata telah dimanfaatkan untuk membunuh sekian banyak manusia dan memundurkan keberadaban manusia sendiri. Namun saya tidak mengetahui, apakah penemu fitur copy (salin) dan paste (tempel) pada program pengolah kata juga pernah menyesal?
Pertanyaan besar tentang copy-paste adalah, apakah copy-paste merupakan musuh intelektualitas? Ketika copy-paste dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, maka copy-paste juga membawa potensi merusak perkembangan peradaban. Atas nama kecepatan, copy-paste dapat membuat pengguna mengurangi kemampuan berpikirnya secara sukarela. Pada saat melakukan copy-paste, pembelajaran terjadi hanya sebatas memilih keyword pencarian yang tepat, memilih hasil pencarian yang ‘kira-kira’ tepat, membaca judul artikel sumber, dan kemahiran membaca kilat. Mahasiswa menjadi kompilator, dan gagap dalam gerakan pembangunan kesadaran kritis di masyarakat. Menjadi sama lugu dengan jenis demonstran yang ketika ditanya tidak dapat menjelaskan secara mendalam apa tuntutannya.