dan saya membaca satu persatu penawaran pelaku usaha tersebut, dan sangat terkesima dengan penawaran penawaran yang mereka berikan, untuk menjaring para investor investor yang akan diajak bekerja sama
Nah kenapa pebisnis ini lebih suka mencari dana dari investor daripada dari bank, salahsatunya:
1. Riba (buat pebisnis muslim yang idealis tentu sangat menghindari riba)
2. Masalah administrasinya merepotkan/si pebisnis mentok diurusan administrasi
3. Adanya peluang mendapatkan investor
4. Enggak punya jaminan yang bisa dijaminkan.
5. Tidak fleksible.
6. Mungkin ada pertimbangan2 lain
nah oleh karena itu para pelaku bisnis tersebut lebih tertarik dengan para investor yang ingin menanamkan dana ke pebisnis, dengan iming iming bunga lebih besar dari bank, sytem bagi hasil yang memuaskan, keuntungan cepat
pebisnis tersebut menggunakan cara slot slotan magsudnya 1 slot dijual dengan nominal yang ditentukan, dan GILANYA biasanya slot yang dibuka itu full, wew MANTAP BANGET YA
menurut survei 85% investor kecil kecilan akan berakhir dengan KEGAGALAN.
Jangankan investasi dana ke pebisnis kecil, pebisnis besar macam "CIPAGANTI" pun mengalami kegagalan sehingga menyebabkan kerugian besar di pihak investor
kenapa?
Karena ini dia........
Skema Ponzi diperkenalkan oleh Ponzi di amerika. Skema ini laiknya money game dimana tak ada transaksi riil yang terjadi, namun berupa gali lubang tutup lubang. Jadi keuntungan yang didapatkan investor awal, diperoleh dari uang pendaftaran investor baru. Begitu seterusnya hingga suatu saat ketika jumlah investor baru terlalu sedikit, Pengelola usaha tak mampu membayar keuntungan untuk investor awal, yang akibatnya macet. Dan ketika investor yang mendaftar belakangan ingin menarik dana mereka, modal mereka sudah habis.
Pola investasi akal-akalan ini pernah terjadi beberapa kali di Indonesia. Sebut saja kasus Yayasan Kesejahteraan Adil Makmur, lalu juga PT Qurnia Subur Alam Raya atau QSAR. Di Amerika sendiri belum lama berselang adalah yang di lakukan oleh Madoff
Mengenali Skema Ponzi:
Skema Ponzi terjadi ketika kita melihat dua kegiatan tersebut:
1. Perancang program menggunakan uang dari investor sendiri untuk membayar bunga “investasi” mereka, sambil menyakinkan mereka untuk tetap mempertahankan dana investasi mereka.
2. Perancang program mencari investor baru dan menggunakan uang mereka untuk membayar kepada investor lama.
Semakin besar bunga yang dijanjikan, semakin besar kebutuhan perancang program untuk menemukan partisipan baru. Semakin cepat masa jatuh tempo yang dijanjikan, semakin cepat perancang program harus menemukan investor baru.
Skema permainan Ponzi tidak mungkin bertahan terlalu lama karena keterbatasan jumlah partisipan di wilayah geografis manapun. Skema ini dapat berumur lebih panjang jika perancang program sanggup membangun sumber pendapatan baru di wilayah lain setelah partisipan di suatu wilayah sudah mencapai tingkat maksimal.
Namun, pada akhirnya, pada suatu ketika semua skema Ponzi pasti akan runtuh. Pertanyaannya hanya satu: Kapan?
Berikut adalah sebuah ilustrasi bagaimana skema Ponzi bekerja di zaman sekarang:
Contoh #25:
Anda mengaku sebagai seorang pengusaha peternakan ayam. Anda membuat perhitungan bisnis peternakan ayam dan menemukan bahwa untuk setiap juta rupiah yang diinvestasikan, Anda bisa mendapatkan keuntungan 400% dalam setahun. Setelah itu, Anda mulai mengundang orang-orang untuk mendengarkan presentasi Anda. Anda menawarkan kepada mereka bunga 25% setiap 3 bulan atas dana investasi mereka.
Ketika orang mulai menginvestasikan uang mereka, Anda secara aktif masih terus mencari investor baru. Saat masa 3 bulan sampai, Anda menggunakan uang investor sendiri untuk membayar mereka. Proses ini dilanjutkan selama yang Anda bisa sampai Anda tidak sanggup membayar para investor lagi.
Di contoh di atas, perancang program tidak memiliki niat untuk mengembangkan peternakan ayam sejak awal. Namun skema Ponzi tidak selalu seperti itu. Kadang-kadang, perancang program bisa jadi benar-benar melaksanakan rencana bisnis yang dia buat. Namun, di tengah jalan, bisnisnya gagal dan dia menemukan bahwa keuntungan dengan mengembangkan skema Ponzi ternyata lebih menguntungkan dibanding dengan rencana bisnis awalnya. Akhirnya, dia berpindah haluan dan fokus pada pencarian investor baru dan mengabaikan rencana bisnis awalnya.
SO.. masih mau jadi investor bodoh???
Tentang penulis :
Penulis merupakan tukang siomay keliling yang ingin memperbaiki taraf hidup yang lebih layak, agar putrinya bisa sekolah dan berhasil daripada dirinya