Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Masih Berlakuka SARA?

26 Agustus 2012   00:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19 246 3
Kutipan Sumpah Pemuda :

Kami Bangsa Indonesia, Berbangsa satu Bangsa Indonesia.

Kutipan dari Sumpah Pemuda yang dikumandangkan, mengakui bahwa Indonesia sebagai bangsa bagi orang yang berada dan berdomisili di wilaya Negara Kesatuan Republik Indonesia apapun itu background dari orang tersebut. Sebab dari semulanya Indonesia negara yang plural, memiliki banyak suku bangsa, memiliki 5 agama yang diakui dan memiliki karakteristik yang beraneka ragam.

Dengan kesatuan dari setiapa daerah, maka Indonesia secara resmi memproklamirkan kemerdekaanya. Sistem kerajaan pada awalnya, telah "tergusur" menjadi sistem kesatuan dan rasa sadar akan bangsa Indonesia tersebut. "Merah Darahku, Putih Tulangku" kata tersebut yang memberi kesatuan bagi warga Indonesia pada masa itu.

Bagaimana dengan masa sekarang???

Dengan berkembangnya zaman dan warga Indonesia semakin plural, maka semangat persaudaraan semakin luntur diantara satu sama lain. Siapa yang memiliki ide dan pemahaman serta suku dan agama yang sama, maka itu menjadi saudaraku, siapa yang beda dengan aku, itu bukan saudaraku. Semangat "Merah Darahku, Putih Tulangku" kini menjadi khiasan yang menghiasi kata-kata mutiara saja.

Demi kemenangan, orang lupa akan nilai persaudaraan dan kesatuan yang sehat.

Demi menuju wilayah kekuasaan, orang lupa akan semangat nilai "kompetisi"

Demi jabatan, orang melakukan apa saja tanpa memikirkan efek buruk kedepannya.

Katanya zaman modern, pemikiran modern, tapi mengapa cara SARA ditempu?. Agama menjadi perisai dalam menutupi kebodohannya.

Mengapa Agama menjadi dasar patokan dalam berpolitik?

Ini negara kesatuan, bukan negara Agama yang sistem tafsiran dibawah didalam berpolitik?

Dimana Nilai kedewasaan seseorang bila Agama menjadi patokan dalam berpolitik?

Yang menjadi bodohnya lagi, sang pemuka Agama ikut mengajak kaumnya, untuk bersikpa SARA, tidak mengajak untuk bersatu dengan agama yang lain, dimana letak sebagai pemimpin Agama yang mengajarkan nilai luhur kepada kaumnya?

Jika kita hanya patokan pada satu agama saja, maka kita mendirikan negara yang berdasarkan agama saja.

Pemimpin sejati, pemimpin yang mengajak untuk bersatu bukan untuk memecahkan.
Masih berlaku ka SARA ditengah zaman modern ini yang menilai seseorang dari kualitas seseorang bukan dari agama, suku dan ras bangsa itu?
Kalo seperti itu, maka kapan kita maju dan berkembang???????

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun