Sebagai catatan, tulisan ini pertama-tama tidak berurusan dengan kebenaran (korespondensi) antara labelisasi yang dibuat oleh tuan Prabowo dengan kenyataan ‘objektif’ orang Indonesia Timur. Tulisan ini lebih diarahkan pada usaha menelusuri struktur wacana dan penyokong asumsi epistemik yang terkandung dalam pernyataan tersebut, yang bukan tidak mungkin menentukan model pendekatan politik-ekonomi terhadap Indonesia Timur bila ia terpilih menjadi presiden. Menyangkut istilah-istilah teknis, saya mengandaikan pembaca sudah memahaminya.