Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Prabowo Telah Menebarkan "Teror Pikiran"

26 Juli 2014   21:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:06 820 12
Pengantar:

Agar saya tidak menyalahi hukum, terkait judul tulisan ini perlu saya garis bawahi: saya tidak berniat menyebut Prabowo sebagai teroris. Yang mau saya bahas adalah statement Prabowo, pikiran Prabowo yang punya implikasi terhadap pikiran yang mendengar atau membacanya. Kata-kata Prabowo akhir-akhir ini menurut saya sudah mendekati "teror pikiran" (sengaja dalam tanda petik), yang menciptakan ketidaknyamanan dan perasaan takut bagi sebagian masyarakat.

te·ror /téror/ n usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan; (dari http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

Pidato Prabowo di YouTube pada Kamis (24/7/2014)


Prabowo mengunggah video di YouTube pada akun resminya, Kamis (24/7/2014), yang berisi pidato  berdurasi 23 menit 27 detik. Dari pidato mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu, saya mencatat statement-statement yang bernada ekstrim dan tidak rasional, yang sebagian pengulangan dari hal yang sudah disampaikan dalam kesempatan berbeda:

1. Prabowo menyatakan penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014 telah gagal. Ia menilai bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu telah melakukan kecurangan secara masif dan sistematis.  Ia menyebut Komisi Pemilihan Umum telah mengabaikan bukti-bukti tersebut dan tidak menuruti rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu.

2. Prabowo mengatakan: Kalau hakim bisa dibeli, pejabat KPU bisa dibeli, pejabat KPUD bisa dibeli. Kalau ini semua terjadi, apa masa depan bangsa kita? Di mana bangsa kita bisa bertahan? Sungguh-sungguh, negara kita menuju kegagalan. Pemilu Presiden 2014 telah gagal dan tidak sah karena melanggar asas demokrasi. Pemilu saat ini terlalu banyak mengandung kecurangan dari salah satu kontestan.

3. Ia mengatakan, dirinya sulit menerima keadaan yang tidak benar dan tidak adil sehubungan dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014. Ia mengklaim bahwa timnya memiliki bukti adanya keterlibatan pihak asing dalam pemilu kali ini.

4. Prabowo bertekad melakukan perjuangan hingga titik darah penghabisan. Menurut dia, ini merupakan langkah awal perjuangan menuju demokrasi yang lebih baik.

5. Prabowo menyebutkan, apabila masyarakat merestui keputusan Komisi Pemilihan Umum dalam pilpres, maka rakyat merestui kecurangan dan kebohongan.

6. Terkait penyelenggaraan pilpres 2014 yang penuh kecurangan, Prabowo mentakan pilihannya hanya dua, berdiri terhormat sebagai bangsa kesatria atau tunduk selamanya sebagai bangsa kacung, bangsa budak, bangsa yang lemah, bangsa yang bisa dibeli, bangsa yang bisa disogok.

7. Bangsa Indonesia telah mengalami kerusakan mental. Ia menilai negara ini tengah menuju kegagalan.

Kalau kita perhatikan nada suara, mimik, dan isi pembicaraan Prabowo dalam video tersebut dan dalam berbagai kesempatan yang menolak hasil pilpres 2014, jelas-jelas menunjukkan kekecewaan, kegeraman, dan kemarahan Prabowo.

Dan sebenarnya menjadi pertanyaan, kepada siapakah sesungguhnya Prabowo kecewa, geram, dan marah?  Terhadap siapakah Prabowo hendak mengadakan perlawanan? Apakah kepada Jokowi-JK yang lebih dipercaya rakyat?  Apakah kepada KPU, KPUD, PPS atau penyelenggara pemilu di TPS yang mencatat  jumlah suara lebih banyak ke Jokowi-JK? Apakah kepada Presiden dan pemerintah yang juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilu dan tampaknya sudah mengakui kemenangan Jokowi-JK? Apakah terhadap Polri dan TNI yang sudah mengawal pelaksanan pemilu menjadi aman dan tenteram? Apakah terhadap tim suksesnya yang tidak berhasil membuat Prabowo Hatta unggul secara telak? Apakah kepada rakyat yang tidak percaya padanya dan tidak memilihnya? Apakah kepada lembaga survey yang lebih banyak mengunggulkan Jokowi-JK? Apakah media yang memberitakan semua hiruk pikuk pemilu dan terakhir memberitakan segala pernik-pernik kemenangan Jokowi-JK?

Karena ketidakjelasan kepada siapa Prabowo kecewa, geram, dan marah, ditambah dengan pernyataan-pernyataan ekstrimnya yang sebagian besar tidak rasional: pilpres 2014 telah gagal; negara kita menuju kegagalan; adanya keterlibatan pihak asing dalam pilpres untuk memenangkan Jokowi-JK;  dia akan berjuang hingga titik darah yang penghabisan (berarti sampai mati); kalau rakyat menerima hasil KPU berarti rakyat merestui kecurangan dan kebohongan; kalau bangsa kita menerima hasil KPU berarti kita menjadi bangsa budak; dan bangsa kita telah mengalami kerusakan mental -- itulah yang saya maknai bahwa Prabowo telah menebar "teror pikiran" untuk "meneror pikiran" masyarakyat.

Tetapi saya yakin, masyarakat kita sudah memiliki "kekuatan anti teror pikiran", yang terdiri dari pemuka-pemuka agama yang selama ini menjadi suri tauladan, intelektual-intelektual yang masih jernih berpikir, juga pemimpin-pemimpin yang ucapannya didengar warga dan masyarakat. Jangan lupa, kaum muda dan mahasiswa Indonesia sudah sangat banyak yang cerdas dan dewasa dalam berpikir, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan teror pikiran dengan kualitas rendah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun