Senjata yang digunakan Kyai Haji Zainal Mustafa menggunakan pedang yang terbuat dari bambu untuk melawan tentara Jepang. Kyai Haji Zainal Mustafa diminta tunduk terhadap istana Kaisar Jepang di Tokyo dengan cara membungkukkan badan ke arah timur mirip ruku dalam shalat yang biasa dikenal sebagai Saikeirei namun Kyai Haji Zainal Mustafa tentunya menolak selain itu ada juga kebijakan Jepang yang merugikan rakyat Indonesia. Sehingga timbullah penyerangan dari tentara Jepang. Tempat peristiwa berdarah itu terjadi di persimpangan jalan menuju Pesantren Sukamanah. Tepat pada Jumat, 18 Februari 1944. Tiga puluh satu truk mengangkut tentara Jepang lengkap dengan senjatanya belum lagi tentara yang berjalan. Mereka memerangi Kyai Haji Zainal Mustafa dan juga santri nya karena menolak perintah Jepang.
KEMBALI KE ARTIKEL