Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Muhasabah Akhir Tahun

8 Desember 2010   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:55 203 1
TAHUN BARU

Oleh: K.H MUSTOFA BISRI



Selamat tahun baru, kawan.

Kawan, sudah tahun baru lagi

Belum juga tibakah saatnya kita menunduk, memandang diri sendiri

Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisabNya.

Kawan, siapakah kita ini sebenarnya?

Musliminkah? Mu’minin? Muttaqin? Khalifah Allah? Ummat Muhammad kah kita?

Khaira ummatin kah kita? Atau kita sama saja dengan makhluk lain

Atau bahkan lebih rendah lagi

Hanya budak-budak perut dan kelamin

Iman kita kepada Allah dan yang ghaib

rasanya lebih tipis daripada uang kertas ribuan

Lebih pipih dari kain rok perempuan

Betapapun tersiksa, kita khusyuk di depan masa

Dan tiba-tiba buas dan binal justru saat disaat sendiri bersamaNya

Syahadat kita rasanyaa seperti perut bedug

Atau pernyataan setia pegawai rendah aja

Kosong, tak berdaya

Salat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu

Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas

Dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda

Doa kita sesudahnya, justru lebih serius.

Kita memohon hidup enak di dunia, dan bahagia di surga.

Puasa kita rasanya sekedar mengubah jadwal makan, minum, dan saat istirahat

Tanpa menggeser acara buat syahwat

Ketika datang lapar atau haus, kita pun manggut-manggut.

Oh, beginikah rasanya.

Dan kita sudah merasa memikirkan saudara-saudara kita yang melarat

Zakat kita jauh lebih berat terasa,

dibanding tukang becak melepas penghasilannya,

untuk kupon undian yang sia-sia.

Kalaupun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran

Upaya-upaya Tuhan menggantinya berlipat ganda

Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri

Mencari pengalaaman spiritual dan material

Membuang uang kecil  dan dosa besar

Lalu pulang membawa label suci asli made in Saudi, Haji.

Kawan, lalu bagaimana, bilamana, dan berapa lama kita bersama Nya?

Atau kita justru sibuk menjalankan tugas, mengatur bumi seisinya

Mensiasati dunia sebagai khalifahNya

Kawan, tak terasa kita memang semakin pintar

Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita

Paling tidak, kita semakin pintar berdalih

Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan

Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran

Melacur dan menipu demi keselamatan

Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan

Memukul dan mencaci demi pendidikan

Berbuat semaunya demi kemerdekaan

Tidak berbuat apa-apa demi ketentraman

Membiarkan kemungkaran demi kedamaian

Pendek kata, demi semua yang baik,

halallah semua, sampai pun yang paling tidak baik

Lalu bagaimana para cendekiawan dan seniman?

Para mubaligh dan kyai? Penyambung lidah nabi

Jangan ganggu mereka

Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya

Para seniman sedang merenungkan apa saja

Para mualigh sedang siobuk berteriak kemana-mana

Para kyai sedang sibuk berfatwa dan berdoa

Para pemimpin, sedang mengatur semuanya

Biarkan mereka diatas sana

Menikmati dan meratapi nasib dan persoalan mereka sendiri

Kawan, selamat tahun baru

Belum juga tibakah saatnya kita menunduk, memandang diri sendiri

Selamat Tahun Baru Hijriyah....

mari berhijrah menjadi lebih baik... :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun