### **Sejarah dan Asal Usul**
Gerakan ini berawal dari inisiatif Henry Dunant, seorang warga Swiss yang menyaksikan kengerian pertempuran Solferino pada tahun 1859. Tersentuh oleh penderitaan para prajurit yang terluka tanpa bantuan medis, Dunant menulis buku *A Memory of Solferino* yang mendorong dibentuknya organisasi yang dapat memberikan bantuan medis kepada korban perang tanpa memihak. Hasil dari ide tersebut adalah terbentuknya Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada tahun 1863.
Seiring berjalannya waktu, gerakan ini berkembang dengan terbentuknya organisasi Palang Merah di berbagai negara. Namun, di beberapa negara dengan mayoritas Muslim, lambang palang merah dianggap tidak sesuai dengan nilai budaya dan agama setempat. Akibatnya, simbol Bulan Sabit Merah digunakan sebagai alternatif, yang pertama kali diadopsi oleh Kesultanan Ottoman pada tahun 1876. Pada akhirnya, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional menjadi organisasi global yang mencakup berbagai negara, dengan lambang Bulan Sabit Merah menjadi simbol yang diakui bersama dengan Palang Merah.
### **Struktur Organisasi**
Gerakan ini memiliki tiga komponen utama yang saling terkait:
1. **Komite Internasional Palang Merah (ICRC)**: Berpusat di Jenewa, Swiss, ICRC bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban konflik bersenjata serta mengawasi penerapan Hukum Humaniter Internasional (HHI). ICRC juga memainkan peran kunci dalam mediasi, negosiasi tahanan, dan pencarian orang hilang selama perang.
2. **Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC)**: Dibentuk pada tahun 1919, IFRC menangani isu-isu kemanusiaan yang terjadi di luar konflik bersenjata, seperti bencana alam, krisis kesehatan, dan masalah sosial. Mereka bekerja sama dengan 192 organisasi nasional di seluruh dunia untuk mengoordinasikan tanggapan bencana global dan menyediakan bantuan kemanusiaan di bidang kesehatan dan pembangunan masyarakat.
3. **Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional**: Setiap negara memiliki satu organisasi Palang Merah atau Bulan Sabit Merah nasional yang bertanggung jawab memberikan layanan di tingkat lokal. Organisasi ini bekerja secara mandiri namun berkoordinasi dengan ICRC dan IFRC. Di Indonesia, misalnya, Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi kemanusiaan yang dikenal luas dengan tugas utamanya dalam bantuan darurat, penyediaan darah, serta pelayanan sosial dan kesehatan.
### **Prinsip-Prinsip Gerakan**
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional beroperasi berdasarkan tujuh prinsip dasar yang membedakan mereka dari organisasi kemanusiaan lainnya:
1. **Kemanusiaan**: Inti dari semua kegiatan adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan manusia, melindungi kehidupan dan kesehatan, serta memastikan penghormatan terhadap martabat manusia.
 Â
2. **Kesetaraan**: Bantuan diberikan tanpa diskriminasi berdasarkan kebangsaan, ras, agama, status sosial, atau pandangan politik. Tujuannya adalah untuk merespons kebutuhan manusia yang paling mendesak terlebih dahulu.
 Â
3. **Kenetralan**: Untuk memastikan akses ke semua pihak yang membutuhkan bantuan, gerakan ini tidak memihak dalam konflik dan sengketa politik, agama, atau ideologi.
 Â
4. **Kemandirian**: Meskipun bekerja sama dengan pemerintah, gerakan ini tetap harus menjaga kemandiriannya untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
 Â
5. **Kesukarelawanan**: Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah organisasi kemanusiaan sukarela yang tidak berorientasi pada keuntungan.
 Â
6. **Kesatuan**: Di setiap negara hanya ada satu organisasi Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang harus terbuka untuk semua orang dan memberikan bantuan di seluruh wilayah negara tersebut.
 Â
7. **Universalitas**: Semua anggota gerakan ini memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk saling membantu.
### **Peran Global**
Gerakan ini memainkan peran penting dalam menghadapi berbagai krisis kemanusiaan di seluruh dunia. Dalam konflik bersenjata, ICRC sering kali menjadi satu-satunya organisasi yang dapat beroperasi di wilayah perang, memberikan bantuan medis, air, makanan, dan perlindungan kepada warga sipil dan tahanan. Selain itu, mereka berperan sebagai mediator yang netral, membantu pertukaran tahanan, mencari orang hilang, dan mengadvokasi penerapan hukum humaniter.
Di luar zona konflik, IFRC dan organisasi nasional berperan dalam menanggapi bencana alam, krisis kesehatan (seperti wabah penyakit), dan masalah sosial. Mereka memberikan bantuan mendesak, menyebarkan edukasi kesehatan, dan mempromosikan pengembangan kapasitas komunitas untuk menghadapi krisis di masa depan. Contoh yang paling terlihat adalah peran mereka dalam menangani wabah Ebola di Afrika Barat dan krisis pengungsi di seluruh dunia.
### **Tantangan yang Dihadapi**
Meskipun Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional memiliki sejarah panjang dalam memberikan bantuan kemanusiaan, mereka juga menghadapi berbagai tantangan yang kompleks:
1. **Kesulitan Mempertahankan Kenetralan**: Dalam konflik modern yang sering kali melibatkan aktor non-negara dan bersifat asimetris, menjaga posisi netral menjadi semakin sulit. Ada kasus di mana ICRC dan relawan lokal diserang karena diduga berpihak pada salah satu kelompok.
 Â
2. **Ancaman Keamanan**: Staf dan relawan sering kali bekerja di zona konflik atau bencana yang sangat berbahaya, menghadapi ancaman serangan fisik, penahanan, dan bahkan kematian.
 Â
3. **Keterbatasan Sumber Daya**: Meskipun gerakan ini global, banyak operasi yang dibatasi oleh keterbatasan dana dan sumber daya. Bencana besar atau