Bahagia sering dihubungkan dengan sukses-sukses duniawi. Orang yang meraih kekayaan, kedudukan tinggi, dan popularitas sering disebut sebagai orang yang berbahagia. Banyak orang yang berbahagia secara semu. Tidak sedikit di antara mereka yang sukses duniawi, ternyata hidup menderita, bahkan hingga bunuh diri. Rasa bahagia berhubungan dengan suasana hati, yakni hati yang sehat (qalbun salm); sedangkan suasana hati hanya bisa diciptakan melalui iman dan mengikuti petunjuk Al-Quran. Agamalah yang menjadi pangkalnya. Agama telah lama dipandang sebagai salah satu pilar utama dalam pencapaian kebahagiaan hidup, baik dalam perspektif individu maupun masyarakat. Dalam banyak tradisi agama, kebahagiaan bukan sekadar pencapaian materi atau keadaan emosional sesaat, tetapi lebih pada kedamaian batin, hubungan yang harmonis dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama, serta penerimaan terhadap takdir hidup.
KEMBALI KE ARTIKEL