Dari sekian petani yang lewat di depan rumah, hanya 1,2 orang yang usianya masih muda tidak termasuk saya :D. Kebanyakan pemuda lebih memilih kerja di pabrik alasannya bersih, adem, tiap 2 minggu dapat gaji. Kalau pertanian? panassss..
Karena sedikitnya orang yang tertarik kerja di pertanian, menjadi berkah bagi mereka yang masih setia menjadi buruh tani seperti teman saya. Jika musim panen tiba, wah, upah teman saya bakalan ngalahin mereka yang jadi buruh pabrik deh. Bahkan ketika panen raya padi tiba, buruh tani akan segera memasang tarif tenaganya dengan harga yang muahal. Minimal 100rb/hari. Itu belum termasuk rokok, minum, sarapan plus makanan-makanan ringan lainnya, hahahaha.. pesta deh dia.
Teman saya yang jadi buruh tani, cerita. Katanya jadi buruh tani itu kerjane g ngoyo, berangkat jam 7 dikasih sarapan, istirahat, makan, ngerokok, kerja lagi jam 11-an pulang. Jam 1-an berangkat lagi, plus sudah disediakan makanan ringan, pulang jam 4-an, dapet 100rb bersih. wakakkaaka.. Katanya soal panas, itu cuma sebentar saja, karena di sawah itu anginnya sepoi sepoi. hihihihihi... boleh dicoba, memang begitu adanya di daerah saya.
Jika ada 10 pemilik sawah sedang panen bareng, teman saya bakalan jadi rebutan. Aha, ini yang dia lakukan, dia bakalan nerapin lelang jasa, siapa yang mau bayar tinggi, itu yang dia dahulukan. Mpe antri. Katanya " Mau tidak, kalau g mau ya silakan di panen sendiri" dengan bangganya. Kalau bagi teman saya ini adalah berkah, ini kebalikan bagi mereka yang punya sawah.
Saat panen benar-benar repot, jadi bagi mereka yang punya sawah tidak sampai 1 hektar, bakalan menghitung ulang deh kalau mau memperkerjakan buruh tani. Wong misal ngangkut padi dari sawah saja tidak mau sampai rumah, cukup sampai batas sawah dan perkampungan. Dari batas perkampungan ke rumah, ada biaya lagi.. alamak! Sudah pupuknya mahal, hujan sulit di prediksi, tiba giliran panen, upah buruh tani juga mahal.. nasib orang tani.
buruh tani, ada yang tertarik? :D