Sebagaimana diketahui bersama, Jakarta bukanlah sekedar ibukota Negara namun juga sebagai sentra perdagangan, sentra investasi dan industri, pariwisata dan hiburan. Dengan kata lain, Jakarta adalah pusat dari segala aktifitas kehidupan, karenanya, bila Jakarta mengalami gangguan atau guncangan, dapat dipastikan akan mempengaruhi aktifitas dan stabilitas di dalam kota maupun di sekitar wilayah penyanggahnya.
Akhir-akhir ini prajurit berpakaian serba hitam sering terlihat mengendarai sepeda motor dalam sebuah formasi, satu atau beberapa regu, namun sebagian masyarakat masih bingung dan tidak mengetahui siapa, darimana dan untuk apa prajurit tersebut melakukan patroli meski relatif hanya terbatas pada koridor wilayah tertentu sebagai sasarannya. Sebenarnya, patroli penjaga stabilitas keamanan Ibukota tersebut salah satunya adalah prajurit Kodam Jaya/Jayakarta yang bermarkas di Satuan Brigade Infanteri 1/Pam Ibukota Jaya Sakti. Selain untuk tetap eksis dan bersinergi membantu Polri, gerombolan prajurit ini dikenal dengan nama ‘Tontaikam” (Peleton Pengintai Keamanan). Sama seperti pasukan khusus lainnya, keberadaan Tontaikam diharapkan mampu memiliki kecakapan dalam menyajikan kebutuhan intelijen disamping memberikan efek psikologis kepada para demonstran anarki dan pengacau keamanan yang beraksi di wilayah Jakarta sekitarnya.
Sejak dibentuk pada tahun 1992, awalnya penugasan Tontaikam hanya dominan untuk memastikan kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan agar dapat berjalan lancar dan berhasil. Tugas-tugas pengamanan VVIP/VIP dalam membantu Satuan Paspampres selama ini juga sudah mendapatkan kredit point dan selalu masuk dalam kategori ring satu.