5 sikap gereja secara komprehensif mengaktualisasi nilai kebudayaan melalui Penginjilan. Melalui proses ini, hendak memperlihatkan hak Allah sebagai pencipta dengan segala kecakapan-Nya. Kristus seolah-olah datang ke dalam kebudayaan ini, yang baik dan indah, dan menuntut hak Bapa-Nya, yaitu untuk menerima hormat dari segala hasil kebudayaan.
Pekerjaan mulia yang dilakukan di masa lalu dapatkah terus dilanjutkan di masa kini? Sebuah pertanyaan yang tidak mudah dijawab karena nilai-nilai budaya tradisional itu memiliki unsur-unsur yang berbeda yang tidak selalu sama dengan tuntutan kehiupan manusia dari masa ke masa.
Sejak awal Penginjilan, sikap kebudayaan sangat berdampak dan terasa dalam perkembangan budaya di lembah Yali. Secara fundamental Kristus menentang kebudayaan, Kristus dianggap berlawanan dengan adat. Di lain pihak, kebudayaan pun dianggap sebagai tempat bagi Kristus yang hadir dalam kehidupan masyarakat, Kristus milik kebudayaan. Sikap ini memperlihatkan keselarasan antara Kristus dan kebudayaan.
Nilai-nilai budaya juga menjadi pedoman manusia dalam menentukan apa yang baik, apa yang tidak baik, apa yang harus dipatuhi atau apa yang tidak boleh dipatuhi. Dengan demikian, aktualisasi nilai-nilai budaya tersebut menentukan sikap dan perilaku manusia menerima Injil Kristus dalam kebudayaan.
Dalam warisan Kristiani dan warisan agama suku juga dijelaskan bahwa di atas ketakutan dan rasa jengkel terdapat keindahan kebenaran. Bebas untuk mengakui, menghargai dan menerima dalam sukacita dan syukur. Penerimaan radikal ini membawa suatu penghargaan baru terhadap tradisi iman.
Penginjilan yang dilakukan di lembah Yali juga tidak terlepas dari kehadiran bidang pendidikan, pertanian dan kesehatan yang dikerjakan oleh para Misionaris sangat bermanfaat dalam menyebarkan pelayanan di lembah Yali. Kehadiran ini sekaligus menandai datangnya peradaban budaya moderen dalam budaya masyarakat Yali, yang turut mengubah pola pikir dan gaya hidup manusia Yali yang baru.
Upaya-upaya tersebut sangat membantu para Misionaris dalam mencapai tujuan di berbagai bidang, yaitu melalui pengajaran tentang jalan keselamatan, bercocok tanam, proses pengobatan modern, dan tentang kehidupan masa depan. Pelayanan ini sebagai momentum yang baik dalam menyampaikan sabda Tuhan yang didengar oleh seluruh masyarakat di lembah Yali.
Salah satu pandangan hidup yang menurut saya umum di kalangan orang Yali menyangkut eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya dengan nilai-nilai budaya masyarakat Yali, ada nilai-nilai yang baik dan sangat baik, tentu dianggap bermanfaat bagi kehidupan, sehingga orang Yali dengan tangan terbuka menyambut kehadiran Kristus di lembah Yali.
Patut disyukuri karena kekuatan Injil telah menjangkau peradaban orang Yali, karena telah menembus tirai-tiarai kebudayaan yang pirimitif. Injil datang dan menemukan "budaya" yang terasing dalam lintasan sejarah dunia. Injil yang dikumandangkan menjadi suatu tindakan menyampaikan, menyatakan dan mewartakan keselamatan, sebagai tugas hakiki gereja yang luas dan tidak terabaikan, yang telah melekat dengan dan dalam diri gereja.