Sore di lampu merah menyala
kulihat seorang bapak muka putih merah muda
yang seperti terkelupas terbakar
melangkah menuju lampu itu
aku mengenalnya
dia saudaraku
ku tau
dia sehabis ikut pertemuan itu
kini hijau menyala
tak lagi diam
kini berjalan
tapi kemudian aku dioper supir
dan kulihat ia kembali
ia naik 509 tujuan kampung rambutan
rumahnya pastilah jauh
teriris miris rasanya
disaat ia membela datang jauh jauh
demi pertemuan itu
sedangkan saya hanya berselimut dalam penatnya kamar
yang jarak pertemuan itu hanya jalan kaki
bahkan dulu ia
berkompromi dengan istri
membela datang naik motor sendiri
ke gn salak hanya demi pelantikan itu
dimanakah teriakan suara hati?
yang menganggap
suatu itu penting
suatu itu baik
suatu itu indah
suatu itu berarti
suatu itu berharga
tanpa menilai dari,"apa untungnya bagiku?"
mungkin masih berteriak
tapi serak dan parau
terbungkam oleh ego
rasio yang tak terdidik
dimanakah hati yang berteriak jelas?
"Pertemuan itu berharga!
Bahkan lebih berharga dari nyawa!"