Saya memang sudah terbiasa menggunakan sarung dalam keseharian, meskipun saya bukan umat Islam. Karena pada kenyataannya sarung bukanlah busana milik kaum agama tertentu di Indonesia. Sarung sendiri merupakan busana Nusantara yang sudah berakultrasi dengan beberapa agama.
Saya sebagai pemeluk agama Kristen Protestan, mengalami rasa yang sulit diungkapkan ketika saya mendapat kiriman sarung di saat Idul Fitri 2024. Sarung kali ini datang dari seorang penlis yang sekaligus menjadi mentor saya saat proses lahirnya pertama saya. Padahal, Pak Dail Ma'Ruf sudah sempat memberikan sarung saat saya pertama kali menerbitkan buku, mungkin sebagai motivasi bagi saya yang gemar bersarung.
Pada Hari Raya Idul Fitri, outfit ini umumnya dipadukan dengan atasan berupa baju koko baik lengan panjang maupun pendek. Untuk menambah kesan rapih dapat menyeleraskan antara warna sarung dan baju koko yang senada. misal jika menggnakan sarug motif kota yang didominasi warna biru tua, maka dapat memadukannya dengan baju koko berwarna biru muda atau disamakan dengan warna sarungnya yaitu biru tua.
Sarung dari brand ternama di Indonesia, dengan warna abu-abu dikombinasi hitam, menjadi koleksi tambahan sarung bagi saya. Saat ini sudah lebih dari 10 potong sarung yang dapat saya kenakan secara bergantian dalam keseharian. Dengan berbagai motive dan berbagai cerita dibaliknya.
Bagi saya saat ini yang sedang senang dengan outfit sarung, sungguh merasa bahagia, meski terasa aneh. Terlebih saya mendapatkannya dari orang-orang yang ikhlas dan senang hati memberikanya.