Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Mengatasi Pelemahan Rupiah dan Turunnya Pertumbuhan Ekonomi

27 Juni 2015   06:58 Diperbarui: 27 Juni 2015   06:58 1363 4
Saat kepercayaan terhadap penentu kebijakan ekonomi menurun, baik dalam menstabilkan nilai rupiah maupun mengatasi pelemahan ekonomi, tekanan terhadap rupiah semakin besar dengan investor menjual obligasi dan saham. Korelasi paling kuat adalah antara pelemahan nilai rupiah dengan peningkatan yield SUN 10 tahun. Akibatnya nilai rupiah semakin terdepresiasi. Pelemahan rupiah telah meresahkan pelaku ekonomi dan mengena kepada aspek fundamental perusahaan, apalagi pada saat kinerja perusahaan sedang melemah. Sementara itu, dengan masih lemahnya ekonomi dunia, pelemahan rupiah tidak dapat mendorong ekspor. Bank Indonesia (BI) sebagai penjaga utama stabilitas nilai rupiah, tidak dapat berbuat banyak menghadapi pelemahan rupiah, pada saat defisit transaksi berjalan masih relatif tinggi sekitar 2,8 persen dari produk domestik bruto. Dengan cadangan devisa yang sangat terbatas sekitar 110 miliar dollar AS, BI tidak dapat melakukan intervensi secara signifikan. BI juga tak dapat membeli obligasi yang dilepas investor secara berarti, seperti masa lalu. Berbeda dengan bank sentral lain, seperti India, Korea, dan Australia yang menurunkan suku bunga untuk menstimulasi ekonomi, BI tidak dapat melakukannya karena akan semakin menekan nilai rupiah. Bahkan jika The Fed menaikkan suku bunga, BI kemungkinan besar juga akan menaikkan BI Rate.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun