"Yah, kapan perginya? Liburan udah jalan seminggu. Kita masih di rumah aja!" Sulungku, Mei merajuk. Aku memandang iba pada tiga gadis kecilku yang bergelayut mesra di tubuh ini. Kesibukan akhir tahun di kantor membuatku sulit mendapatkan cuti. Imbasnya, Anak-anakku belum sempat berlibur ke mana pun.
Setelah mencari informasi ke bagian HRD dan tanya-tanya teman, akhirnya aku bisa bernafas lega. Libur Natalku aman dari jadwal lembur. Bisa kupakai untuk mengajak keluargaku berlibur sejenak. Hatiku bahagia melihat suka cita istri dan tiga bidadariku mencari hotel dan tujuan wisata yang mereka mau.
"Yah, bangun. Sarapan dulu!" istriku membangunkanku dengan lembut. Aku mengedarkan pandangan pada sekeliling ruangan yang berdekorasi putih bersih ini. Kupaksakan tersenyum pada tiga bidadariku yang berdiri di sekitar ranjang. Libur Natal terpaksa kami habiskan di rumah sakit karena aku kembali terserang tipes.