Tidak bisa dipungkiri bahwa kenikmatan yang kita rasakan hari ini berasal dari jerih payah banyak orang, yang terkadang tidak bisa kita sebutkan satu-persatu jasanya. Maka menjadi sombong dan angkuh adalah sifat yang paling tercela. Karena dari awal kehidupan kita di dunia, sejak dilahirkan, kita tidak membawa apa-apa. Bahkan ketika meninggalkan dunia ini kita tetap tidak membawa apa-apa selain amal baik kita selama di dunia.
Lalu dengan cara apa, kita sebagai manusia dapat senantiasa beribadah dengan konsisten dan qanaah?
Ibadah yang fluktuatif pada diri seorang manusia dapat dianggap sebagai suatu kewajaran. Karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan akal dan nafsu yang dapat membawanya pada puncak kebenaran dan sewaktu-waktu membawanya pada lembah kesalahan. Manusia bukanlah nabi, yang diciptakan dengan segala kesempurnaan. Kesalahan pada diri manusia justru dapat membawanya semakin dekat pada Sang Pencipta dalam meraih puncak kebenaran.
Disamping ibadah wajib rukun islam dan rukun iman, sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk senantiasa bersyukur sebagai bentuk ibadah yang tidak pernah putus. Dengan cara bersyukur Allah SWT akan menambah nikmat kita. Sebaliknya, jika kita kurang bersyukur, maka Allah SWT akan mencabut nikmat kita. Naudzubillah.
Bisa kita bayangkan jika sebagai seorang manusia yang utuh, nikmat kita untuk bernapas dicabut oleh-Nya. Lalu bagaimana dengan nikmat sehat dan nikmat yang tak terhitung lainnya. "Jika kau menghitung nikmat-Ku, maka sesungguhnya kau tidak dapat menghitungnya".
Pagi ini, dengan segala kenikmatan yang telah Allah SWT berikan, saya diingatkan oleh kejadian kecil.