Payung Teduh.
Lagu berjudul 'Untuk Wanita yang Sedang dalam Pelukan' berhasil membawaku dalam suasana malam Jalan Pandanaran di malam hari dengan trotoar yang basah karena hujan dan dihiasi lampu jalan temaram. Hanya aku dan Kesendirian. Jadi siapa yang memelukku? Kesendirian.
Sayangnya aku tidak bisa berlama-lama ada di acara itu. Bahkan tujuan utama aku mendatangi acara itu pun tidak terlaksana. belum sempat sahabatku tampil diatas panggung, aku harus pulang.
Malam itu merupakan malam yang menyedihkan bagiku. Apalagi setelah tahu bahwa Payung Teduh ternyata lebih hebat dari yang aku kira. Tapi aku berusaha menghibur diri, "anak gadis masa' pulang malam-malam".
Jadi sesungguhnya apa yang ingin aku ceritakan disini?
Kembali pada kesendirian dan lampu temaram Jalan Pandanaran. Jalan Pandanaran merupakan jalan yang paling kusukai dari sekian banyak jalan yang ada di Semarang. Keramaian yang ada didalamnya membuatku merasakan hal yang berbeda. Padahal aku adalah seorang plegmatis. Aku suka ketenangan dan tak suka segala sesuatu yang membuatku terusik. Oleh karena itu aku memilih untuk menikmati keramaian itu dari lantai dua sebuah restoran yang ada di pinggir Jalan Pandanaran. Hanya aku, kesendirian, dan setangkup cheese burger.
Aku suka suasana malam di tengah kota yang dibalut kebasahan. Serta aroma petrichor yang masih terasa saat aku menarik nafasku.
Semarang, 31 Dec 2013 21:00