Selain monoton kadang lelah juga karena semua serba dipikirkan terlalu hati-hati. Saking lelahnya malah jadi mandeg (berhenti) di tempat. Beribu pertimbangan silih berganti. Seakan semua opini di luar dirinya benar-benar dipikirkan begitu mendalam. Kadang opini pribadi dikesampingkan. Seperti lupa pernah beropini demi (menghargai) semua opini yang keluar masuk dari orang-orang di sekitarnya.
Kapan ekspresifnya? Kapan waktunya untuk menghargai opini pribadi?
Hmmm..