Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Amarah Berbicara

20 Juni 2024   17:21 Diperbarui: 8 Juli 2024   16:11 71 0
Siapa yang tidak pernah marah disini? Tentu semua orang pernah marah. Mungkin sebagian dari kita atau orang terdekat kita terbilang sering marah sampai-sampai dicap sebagai pemarah. Kalian tidak sendiri, ya paling tidak ada saya yang juga dicap pemarah hehe. Saya termasuk orang yang sering marah-marah, bahkan orang sekitar saya sudah hapal dengan kebiasaan saya itu. Tapi semakin saya dewasa, saya berpikir 'Kenapa ya saya marah?'. Bagi kalian yang heran kenapa orang bisa marah-marah atau berpikir 'kenapa dia hobi banget marah-marah?', sejujurnya saya pun tidak suka marah-marah. Marah itu capek. Biasanya setelah marah saya akan merasa sedikit lega, tapi kemudian dihantui dengan penyesalan. Belum lagi bila marah itu tidak berujung pada resolusi. Percayalah, rasanya sangat menyebalkan. Untuk para ibu, pasti kalian tahu rasa menyesalnya setelah marah dengan anak, ah pokoknya hati ini pilu rasanya. Saya sampai sempat mencoba berbagai pendekatan supaya saya tidak marah-marah lagi, tapi akhirnya saya sadar bahwa sebenarnya marah itu berbicara. Hah? Apa aku mulai gila?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun