*
"Mom, Mom... Mommy..." Suara lengkingan gadis kecil berambut pirang itu memecahkan hening di dalam rumah kayu yang bercat putih itu. Dia di bangunkan oleh mimpi buruk.
Drak..drak..drak..
Suara langkah kaki yang tergopoh menaiki tangga mengarah ke kamarnya ikut membuat ramai.
"Emilly, ada apa kau teriak pagi-pagi?" Tanya Rossy, kepala pembantu yang di pekerjakan orang tuanya semenjak dia belum lahir.
"Mommy! Dimana Mommy, Rossy?" Emilly kelihatan ketakukan, matanya memancarkan kekhawatiran yang luar biasa.
"Mrs. Anderson... mmhh... Emilly, Kau tidak boleh sedih. Mommy-mu pasti baik-baik saja." Rossy seolah menyembunyikan sesuatu dari gadis kecil itu.
"Kau bohong!" katanya marah.
"Emilly... " Rossy tak tega, dia berusaha mengelus kepala bocah tersebut namun Emilly mengelak.
"Daddy? "
"Mr. Anderson sedang dalam perjalan pulang dari Huningtown " Rossy menjawab pertanyaan yang entah kepada siapa gadis itu bertanya.
"Aku mau ke Rumah Sakit." kata gadia itu datar.
"Kau tidak menunggu Daddy-mu dulu?"
"Tidak!"
"Kenapa Emilly?" tanya Rossy heran.
"Daddy lebih mementingkan pekerjaannya." jawab Emilly pendek.