Pertanyaan tersebut kerap terdengar oleh kita, baik di sela-sela kegiatan santai maupun forum yang agak serius. Wajar bila pertanyaan tersebut muncul, mengingat stigma ketika seorang siswa memilih terjun ke dunia kampus guna menempuh jenjang pendidikan S1 yang nyatanya sangat berbeda dengan D3.
Sekedar flashback ketika saya menjadi MABA (mahasiswa baru, red.) saya hanya memiliki kerangka berfikir seperti ini: Kuliah - Kerja - Nikah - Bahagia. Amat sangat polos, ya kan? Namun semua itu menjadi berbeda setelah saya menjalani kehidupan di dunia kampus.
Saya yang notabene hanya dari jurusan IPS sewaktu di Sekolah Menengah Atas, kemudian masuk ke kampus dari hasil SNMPTN di Univ. negeri jurusan Ilmu Komputer, sangat ga nyambung kan? Tapi justru itulah lentera jiwa saya menuntun langkah hingga akhirnya sekarang kuliah di bidang ilmu komputer.
Mengikuti seminar, membaca buku dan agenda motivasi diri untuk meyakinkan diri ini meraih impian dan cita-cita. Mengikuti kata hati dan mencoba menggali passion secara mandiri, seperti yang diutarakan Career Coach, Rene S. Saya pun teringat obrolan singkat saja antara saya & kakak kelas, sebagai berikut: Saya (S), kakak kelas (K)
K: Ada yang expertise di bidang X & Z ga? sedang ada project Y masa sekian bulan, salary 5-6jt belum termasuk makan & transport + bonus.
S: wow... sayang, saya belum mumpuni di bidang Z.
[skip skip] akhirnya saya oper job itu ke orang lain.
Dari perbincangan tersebut, saya menyadari 2 hal, bahwa:
- Lakukan apa yang kamu suka, cintai yang kamu lakukan
- Jadilah yang pro (atau mendekati sempurna) maka kesuksesan akan mengikutimu (inspirasi dari film 3 Idiots)