Tidak ada yang tahu, karena hanya ada aku disana. Seekor kucing putih menangis menjilat kaki yang telah menjadi dingin . Berantakkan. Itulah yang terlihat dari sudut jiwaku berdiri.
Diam, menatap tubuh fanaku. Setajam jarum menusuk tanganku, membuatku perih kesakitan. Yang berakhir pada akhir hidup. Sepi. Hanya ada aku, tumpukkan kain, secangkir kopi, dan jarum suntik yang terjatuh disampingnya.
Katanya hidupku akan bahagia, namun aku hanya bisa menangis dalam hampa.Tak ada sesal, hanya ada malu. Bukan senyum, namun kepedihan.
Hingga akhirnya mereka menjemputku.