Di bawah bantal aku menatap cahaya yang datang dan pergi. Membayangkan kerisauan malam akan kepedihan yang terjadi. Tanpa bulan dan bintang, malam terlihat menakutkan.
Suara di dalam tak mau kalah dengan gemuruh di depan. Cacian terlontar dari mulut pria yang berusaha menguasai si wanita. Tangisan si wanita, sungguh terdengar menyayat hati bagiku.
Di bawah bantal, aku bertanya, di perang manakah aku berada? Seandainya bantalku adalah pintu, aku hanya ingin lari mencari tempat hening tanpa gemuruh dan tanpa malam yang menakutkan.
Ah, aku hanya perlu berada di dunia mimpi.