Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Salam Damai

17 September 2010   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10 81 0
Tak bisakan, salam damai ini menjadi nyata?

Ketika bertemu satu dan yang lain, tak bisakah kita merasakan damai?

Kalau damai menjadi gersang, mengapa harus ada salam damai?

Tak ada yang paling hebat, diantara terhebat. Bukankah begitu?

Hanya saja terkadang kau mensalah artikan kecintaanmu pada sesamamu.

Bukankan Dia yang mengajarkan untuk bersalam damai setiap saat?

Tak bisakah, damai yang gersang ini menjadi damai yang tertanam indah?

Karena inilah rindu damai. Karena inilah kenikmatan damai.

Ketika aku dan kau, kita yang berbeda, berpelukkan, bersalaman dan bermaafan.

Ketika kita saling menghormati dan menghargai, tanpa ada kecurigaan sedikitpun.

Aku dan kau manusia, aku dan kau diajarkan salam, aku dan kau diberikan damai,

bisakah kita saling menghargai rasa damai itu?

semoga sekarang kau mengerti. tak ada perang yang menyenangkan. karena hanya damai yang akan sangat menyenangkan.

Salam damai, temanku, sahabatku....

Jakarta, 17 september 2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun