Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Adakah Jaminan “Kesuksesan” dari Sebuah Perguruan Tinggi?

16 Maret 2010   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:23 189 0
[caption id="attachment_95170" align="alignleft" width="249" caption="IEU - International Business School"][/caption] Hampir setiap tahunnya, antara bulan Juli sampai dengan September, setiap mahasiswa baru sebuah perguruan tinggi, akan memulai kehidupan barunya di dalam dunia kampus, yang tentunya sedikit banyak akan berbeda dengan masa-masa sekolah yang telah dijalaninya. Dimulai dari adanya acara pengenalan kampus, yang terkadang dibumbui dengan acara yang sedikit berbau “penggojlogkan” (semoga katanya benar), kemudian dilanjutkan dengan pengenalan sistem perkuliahan dan sebagainya. Sebelum memasuki dunia kampus, para mahasiswa baru tersebut tentunya memilih salah satu kampus yang akan dimasukinya dari sekian ratus bahkan ribu perguruan tinggi yang ada, dengan berbagai macam alasan pula. Ada yang memilihi berdasarkan kualitas, jurusan yang diminati, pilihan orang tua, ikut-ikut teman, citra / nama besar perguruan tinggi tersebut, bahkan ada yang memilih dikarenakan gedungnya yang bagus. Bermacam-macam sekali alasan yang dikemukakan oleh para calon mahasiswa baru tersebut, yang terkadang sering membuat kita tersenyum. Dari sisi perguruan tinggi pun, hampir sama. Mereka berlomba-lomba mencoba untuk menawarkan apa yang menjadi program dan keunggulan yang mereka miliki, kepada para calon mahasiswa. Mereka sudah terlihat seperti seorang pebisnis yang menjual apa yang menjadi produk mereka kepada calon mahasiswa. Terutama bagi sebuah perguruan tinggi baru atau sebuah perguruan tinggi yang ingin melebarkan sayapnya, mereka mengeluarkan banyak pengeluaran pemasaran demi mendapatkan para mahasiswa baru. Sudah bukan rahasia umum lagi, jika perguruan tinggi pun sudah menjadi ajang bisnis baru bagi perekonomian global. Salah satu hal penting yang sering di jadikan faktor dalam memilih perguruan tinggi adalah apa yang saya dapatkan di perguruan tinggi dan bagaimana setelah saya lulus ? Sehingga tidak salah, banyak perguruan tinggi yang menjanjikan “sesuatu” seperti jaminan kerja bahkan jaminan kesuksesan setelah lulus dari perguruan tingginya itu. Namun kesuksesan seperti apakah yang ditawarkan ? Definisi sukses saja terkadang, tiap orang memandangnya dengan tidak sama. Bagaimana sebuah perguruan tinggi bisa menjamin kesuksesan dari setiap orang ? Sekolah ataupun sebuah perguruan tinggi memang sudah menjadi ajang bisnis. Namun pendidikan bukanlah sekedar ajang bisnis biasa, namun merupakan ajang salah satu pencapaian cita-cita dari mahasiswanya sendiri. Mengapa mereka kuliah ? Tentu bukan sekedar ajang menimba ilmu, namun merupakan salah satu cara yang mereka anggap sebagai salah satu kunci kesuksesan. Sangatlah bahaya, apabila ternyata sebuah perguruan tinggi tersebut ternyata tidak mampu memberikan apa yang menjadi keinginan maupun cita-cita dari mahasiswanya. Kalau sebuah barang, ada isitilah garansi dengan menukarnya dengan barang baru lainnya, nah bagaimana dengan perkuliahan ? Kalau hanya sekedar membalikkan biaya yang telah dikeluarkan tentu bisa, namun apakah sebuah perguruan tinggi bisa mengganti waktu yang telah ditempuh oleh mahasiswanya ? Sebuah perguruan tinggi yang besar dan punya nama mentereng pun, tidak bisa menjamin bahwa mahasiswanya akan sukses. Mengapa ? Bagaimana dia bisa memantau mahasiswanya jika setiap angkatan saja, perguruan tinggi tersebut menerima hampir puluhan ribu mahasiswa ? Bahkan ada dosen wali / pembimbing, yang membawahi mahasiswanya hampir ratusan orang. Mengurusi kerjaannya saja sudah setengah mati, apalagi mengurusi dan mengawasi mahasiswanya ? Apakah hanya dengan memberikan perkuliahan di kelas saja, bisa menjamin kesuksesan setiap mahasiswanya ? Tidak hanya sekedar itu, banyak faktor yang harus diperhatikan. Sebuah perguruan tinggi yang memiliki kualitas baik, bukanlah sebuah perguruan tinggi yang memiliki jumlah mahasiswa yang sangat banyak. Belum tentu jumlah mahasiswa banyak, berarti kualitasnya baik. Begitu pula sebaliknya. Perguruan tinggi bukanlah sekedar ajang bisnis. Jangalah memperlakukan mahasiswanya sebagai komoditas bisnis, namun jadikanlah perguruan tinggi menjadi suatu bisnis yang dilakukan dengan “hati nurani”. Yang mampu memelihara, membina bahkan mendidik mahasiswanya menjadi lulusan yang punya hati. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang mampu mengakomodir / memfasilitasi, apa yang menjadi cita-cita kesuksesan dari mahasiswanya dan mampu mendidik mereka menjadi lulusan yang punya “hati nurani”, bukan hanya menjadi lulusan yang menambah jumlah pengangguran. Jadilah perguruan tinggi yang mampu menjadi wadah bagi pengembangan cita-cita mahasiswanya. Heru Wijayanto (si_heyu@yahoo.com) Associate Dean III for Student Council IEU Surabaya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun