13 Agustus 2010 03:20Diperbarui: 26 Juni 2015 14:051830
Sudah lebih dari setengah jam Pak Ustadz dan Irfan berteduh. Hujan masih mengguyur deras kampung Karangsari di kaki bukit Karangkobar. Langit gelap dan awan biru seolah enggan memunculkan pesonanya.Pak Ustadz dan Irfan berteduh dalam sebuah warung kecil. Sambil menanti hujan reda, mereka berusaha menikmati makanan kecil yang terhidang. Pak Ustadz memesan teh hangat. Irfan menyeruput kopi hitam kegemarannya."Masih hujan deras Pak Ustadz, bagaimana ini?" tanya Irfan meminta pendapat.Pak Ustadz melihat jam di pergelangan tangannya. Kepalanya lalu mendongak, melongok langit di atas. Ia tersenyum tipis."Kita berteduh saja dulu. Masih banyak waktu. Insya Allah kita tidak terlambat."Ini adalah kesekian kalinya Irfan diajak Pak Ustadz berkeliling. Konon berdakwah. Awalnya, Irfan tidak mau karena takut dirinya akan menjadi beban bagi Pak Ustadz. Tapi, Pak Ustadz memaksanya. Pak Ustadz bahkan menunjukkan kepada dirinya bahwa ia diperlukan dalam perjalanan itu.Irfan memang ahli dalam mengendarai motor. Jadi, apa salahnya bila Pak Ustadz merasa nyaman bepergian dengan Irfan. Selain itu, Irfan juga cepat hafal dengan situasi jalanan. Maka tak salah jika Pak Ustadz meminta Irfan mengantarkan ke mana saja ia pergi.Irfan bersyukur dapat berdekatan dengan Pak Ustadz yang amat ia hormati. Ia jadi bisa belajar banyak kepada Pak Ustadz. Soal-soal agama yang tidak ia pahami dengan mudah bisa ia mengerti setelah bertanya kepada Pak Ustadz."Irfan, sepertinya hujan tidak akan reda. Padahal, waktu kita mendesak. Kasihan para jamaah yang sudah menunggu. Kita lanjutkan saja, yuk!" ajak Pak Ustadz. "Tapi, masih hujan Pak Ustadz. Bisa basah kuyup kita sampai di sana." Irfan coba mengulur waktu."Insya Allah tidak apa-apa.""Jadi nekad kita nih, Pak Ustadz..." Pak Ustadz tersenyum. Irfan menyalakan motornya. Pak Ustadz membonceng di belakang. Berdua mereka menyibak hujan yang cukup deras. Mereka seolah tidak peduli semua itu. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah secepatnya sampai di tujuan dan bertemu jamaah.Tidak sampai setengah jam Pak Ustadz dan Irfan sudah sampai di tempat pengajian. Pak Ustadz turun. Irfan memarkir motornya. Para jamaah sudah membludag. Wow!!! Irfan kaget. Sangat kaget. Ia mendapati tubuhnya jauh dari basah. Kering! Kering sama sekali! Badannya kering, bajunya kering, celananya kering. Semua kering. Aneh, padahal di jalanan tadi hujan deras mengguyur seluruh tubuh.Irfan memandang Pak Ustadz yang sibuk bersalaman dengan panitia pengajian. Sama! Baju dan celana Pak Ustadz juga tidak basah. Kering! Menyaksikan hal itu, Irfan tertegun. Ia seperti hendak pingsan. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mata Irfan memandang ke langit. Ada apa ini? Seribu pertanyaan bergelayut dalam benak. Allahkah yang telah campur tangan? * * * Sumber gambar: http://irahsa.files.wordpress.com/2009/12/rain_splash_1.jpg
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.