Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerita Pemilih

Persenjataan Belanda Memang 'Keren'.

23 Juli 2015   19:57 Diperbarui: 23 Juli 2015   19:57 6909 1
Tak mungkin disangkal, gambaran para gerilyawan Repoeblik Indonesia adalah sosok-sosok yang gagah dan pemberani. Hanya dengan berbekal senjata bamboo runcing maupun senjata-senjata rakitan dan rampasan dari Jepang, mereka berhasil mengusir tentara Belanda yang kembali berdatangan ke wilayah Republik Indonesia dengan maksud hendak menguasai kembali wilayah jajahan kolonial Kerajaan Belanda yang dipimpin oleh Sri Ratu Wilhelmina di istana Van Oranye, Den Haag, Nederland.
Saya terkagum-kagum pada keteguhan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang bersikukuh untuk memimpin pasukannya pergi menjauh dari kota Jogjakarta yang dikuasai militer Belanda, berjalan kaki ratusan kilometer hingga ke wilayah Jawa Timur, selanjutnya mengatur strategi menyerang tentara pendudukan Belanda di kota Jogja dengan serangan kilat.
Dalam tayangan film dokumenter di TVRI yang sering diputar pada masa Orde Baru berkuasa tampak jelas tayangan yang diulang-ulang tentang penerjunan pasukan paying Belanda di lapangan terbang Maguwo (ketika terjadi aksi militer Belanda, Clash ke-2, tahun 1949), kemudian masuknya tentara Belanda ke dalam kota Jogja yang telah lengang ditinggal pergi pasukan Republik. Sekilas juga diperlihatkan iring-iringan tank berat ‘Sherman’ buatan Amerika yang dipergunakan oleh tentara Belanda merangsek memasuki kota, melintasi semak-semak Penayangan gambar itu selalu sama setiap tahun, sehingga saya menjadi hapal luar kepala. Adegan-adegan lainnya adalah seorang gerilya berkaos singlet bersembunyi di semak-semak, berlari mundur sambil menembakkan senjata ‘Bren’ (musuh yang ditembak tidak terlihat). Adapula slide yang memperlihatkan seorang tentara Republik berwajah serius sedang mengarahkan meriam penangkis serangan udara dalam posisi siaga. Lama kelamaan saya merasa bosan dengan slide-slide yang hanya itu-itu saja, ditambah kualitas gambar yang kurang bagus.
Kebosanan melihat dokumentasi di TVRI akhirnya terobati setelah saya melihat sejumlah foto dalam Grup ‘Indonesia Tempo Doeloe’. Seorang anggota grup di Facebook tersebut rajin mengirim foto-foto yang menggambarkan aktivitas militer Belanda di wilayah Republik Indonesia, semasa perjuangan bersenjata. Saya jadi tahu bahwa pasuka militer Belanda saat itu memang sangat keren. Seragam tempur mereka beserta persenjataan yang digunakan sangat modern. Didukung oleh kualitas fotografi yang sangat bagus dari wartawan perang Belanda, akhirnya semua kegiatan personil militer Belanda dapat terekam dengan sangat lengkap. Panser tempur, meriam artileri, dan senapan serbu yang terpampang di foto-foto itu terlihat mengkilat, pertanda bahwa personil militer Belanda selalu menjaga kebersihan peralatan tempurnya.
Beberapa foto itu juga memperlihatkan sisi humanisme. Sebuah foto menampilkan seorang tentara Belanda sedang duduk di belakang penjual makanan angkringan. Seorang bocah duduk di depan tentara Belanda itu dengan pose santai, tanpa rasa takut. Bila saya tidak melihat hidung mancung tentara itu pasti saya akan menduga bahwa adegan itu (dalam keterangannya disebutkan bahwa adegan itu direkam di tepi alun-alun Purworejo, kota kecil di Jawa Tengah) berkaitan dengan program ABRI masuk desa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun