Musim ini sebenarnya termasuk salah satu musim terbaik bagi Liverpool untuk merengkuh juara liga. The Reds bergantian memimpin klasemen liga dengan Manchester City dan Chelsea. Pekan sebelumnya, The Reds sudah dalam posisi pole untuk menjuarai liga setelah terakhir merengkuhnya musim 1989-1990. Liverpool mampu mengalahkan City di kandang sendiri dengan skor 3-2 sehingga memimpin klasemen. Memudarnya peluang Liverpool diawali kekalahan 0-2 dari Chelsea, yang ironisnya gol pertama Chelsea terjadi akibat  kesalahan Steven Gerrad yang  terpeleset waktu menerima operan Sakho sehingga dapat diserobot dan berujung gol oleh Demba Ba. Kekalahan Liverpool tersebut memberi semangat City dengan mengalahkan Everton 2-3. Yang terbaru, Liverpool ditahan imbang 3-3 Crystal Palace setelah sempat memimpin 3-0. Semua gol balasan Crystal Palace bahkan terjadi hanya dalam waktu 9 menit atau rata-rata 1 gol setiap 3 menit. Lawan pamungkas Liverpool juga tidak ringan, yaitu Newcastle United. Liverpool harus menang melawan Newcastle dan berharap City terpeleset dalam dua sisa pertandingan terakhir. Harapan yang sangat sulit. Brendan Rodgers pun sudah mengibarkan bendera putih.
Penantian selama 24 tahun sungguh waktu yang sangat lama untuk tim sebesar Liverpool. Bisa dibayangkan betapa dahaganya Liverpudlian atas trofi juara liga. Koleksi gelar juara liga pun telah tertinggal dari seteru berat The Reds, Manchester United. Musim depan persaingan pasti semakin berat. Para pesaing telah mempersiapkan diri. Manchester United dikabarkan akan mendapatkan pelatih hebat asal Belanda, Louis Val Gaal. Chelsea akan melego pemainnya besar-besaran untuk mendapatkan pemain bintang yang diinginkan Mourinho. Arsenal hampir dapat dipastikan masih dipegang Arsene Wenger yang juga lama tidak mencicipi gelar liga. Arsenal dibawah Wenger terbukti konsisten menempati empat besar liga sehingga masih menjadi ancaman serius klub manapun.
Entah kapan lagi Liverpool memiliki peluang terbaik untuk menjuarai liga seperti musim ini.