Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Pemimpin Perubahan: Jangan Sok Tau, Apalagi Sok Bener

28 Desember 2012   04:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:55 748 0

Setiap ada ketidakteraturan dalam suatu organisasi maupun institusi, kata perubahan sering disebut layaknya obat mujarab untuk membenahi segala kebobrokan tersebut. ‘Perubahan tidak menjamin keadaan menjadi lebih baik, tetapi untuk menjadi lebih baik kita harus berubah.’ Seolah-olah kata itu menjadi slogan ajaib yang diamini oleh berbagai kalangan baik itu dari akademisi, pemangku jabatan, maupun rakyat biasa. Bahkan pada sebagian kasus, sudah menjadi hal yang umum bahwa perubahan itu erat dengan pergantian kepemimpinan. Walaupun pada hakikatnya, yang disebut sebagai perubahan tidak melulu harus pemimpinnya yang diganti tetapi bisa juga hanya sistemnya saja yang diubah. Namun hal ini sudah terlanjur melekat dalam benak sebagian besar orang bahwa untuk dapat berubah, seorang pemimpin harus dilengserkan. Ini terjadi karena mereka beranggapan bahwa pemimpin adalah pembuat dan pengendali sistem, yang artinya dirinya sudah terlanjur melekat ke dalam sistem. Untuk mengganti sistem tersebut maka si pembuat sistem, dalam hal ini pemimpinnya, haruslah diganti dengan pemimpin yang baru. Pada akhirnya tujuan semula yaitu perubahan menuju ke arah yang lebih baik telah bergeser menjadi pergantian kepemimpinan. Kita menjadi tidak peduli lagi apakah pemimpin yang baru akan menerapkan sistem yang lama dengan kemasan baru atau benar-benar mengubah sistem tersebut. Yang penting pemimpinnya diganti!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun