Baru sekali ini di Indonesia terjadi demo besar-besaran antara pengemudi transportasi pribadi, antara taksi mainstream dengan taksi underground, antara sopir taksi dengan dengan gerilyawan ojekers. Kenapa pengemudi taksi Uber dan Grabm, serta Gojek layak disebut gerilyawan? Mereka maju sebagai penyedia jasa transportasi pribadi bukan dengan dukungan modal besar, yang didukung oleh industri otomotif seperti ASTRA, Hyundai, KIA, dll. Para gerilyawan transportasi ini memiliki modal sendiri, baik itu motor atau mobil, keberadaan mereka dikoordinir secara "remote online" oleh penyedia informasi order. Dengan berbagai paket promo harga yang jatuhnya lebih murah dari taksi mainstream atau ojek yang sudah establish, konsumen berlari menyambut layanan ini.
KEMBALI KE ARTIKEL