Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Wiranto Diserang, Kinerja BIN dan Polri Perlu Evaluasi serta Lebih Waspada

12 Oktober 2019   09:12 Diperbarui: 12 Oktober 2019   09:34 75 5
Sejatinya bila petugas Intelijen Negara yang sudah barang tentu sangat terlatih tersebut, harusnya sudah dapat membaca situasi dan kondisi serta setiap gerak-gerik orang disekitaran Pejabat Negara.

Fungsi petugas Intelijen Negara dalam setiap Pamtub atau pengaman tubuh bagi pengamanan Pejabat Negara adalah yang paling krusial dan sangat vital di lapangan. Tidak boleh ada cacad sedikitpun dan performanya harus perfect atau sempurna.

Meskipun yang namanya naas itu sering diluar dugaan, tapi kalau melihat kasus penusukan terhadapa Wiranto tersebut, seharusnya itu merupakan sesuatu yang sangat jarang sekali dapat terjadi bila Protap atau program dan ketetapan dan Doktrin dilapangan dapat berjalan dengan baik.

Kemudian pihak terkait lainnya yang memiliki peran utama dan turut bertanggung jawab dalam kasus penusukan Wiranto ini juga ada di pundak Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian dan jajarannya, serta Wiranto sendiri sebagai Menkopolhukam dan jajarannya terkait penugasan aparat keamanan dan SOP dilapangan.

Hal ini karena, dalam rangka setiap pelaksanaan tugas pengamanan terhadap Pejabat Negara maka ketiga pihak inilah yang saling melekat dan berkaitan dan paling bertanggung jawab bila terjadi situasi kontinjensi dan darurat.

Protap atau program dan ketetapan serta Doktrin terhadap pelaksana tugas keamanan dilapangan mulai dari aparat Intelijen, aparat Kepolisian dan personel BKO atau Bantuan Kendali Operasi, serta personel berkemampuan khusus lainnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Operasional Prosedur Pengamanan Pejabat Negara.

Dari unsur pelaksana terkecil sampai tertinggi semua memiliki peran vital masing-masing. Mulai dari lapisan pengamanan tingkatan terbawah sampai lapisan pengamanan tingkat teratas sangat di doktrin untuk sempurna tanpa cacat dalam pelaksanaan tugas pengamanan Pejabat Negara.

Dalam Koordinasi dan komunikasi yang dibangun tidak boleh ada yang Miss Contact sedikitpun selalu terstrukur dan sistematis, disetiap titik dan lini pengamanan Pejabat Negara.

Lalu mengapa peristiwa penyerangan terhadap Wiranto ini dapat terjadi, mengapa bisa kecolongan seperti itu?

Kembali lagi ke awal bahwa ini boleh dikata merupakan kasus kecolongan, dan terjadi diduga karena longgarnya pengamanan dan lengahnya aparat  dalam mengawasi pergerakan orang.

Terutama aparat dari pihak intelijen, yang paling memiliki gerakan sangat luwes dilapangan, karena personel intelijen dapat menyaru dan menyusup tanpa terdeteksi masyarakat sipil biasa.

Personel intelijen dituntut bergerak sangat cepat dan senyap dalam mengatasi setiap situasi dan kondisi kontinjensi/darurat dalam setiap pergerakan pengamanan Pejabat Negara.

Para sniper khusus pada saat yang diperlukanpun akan sangat dapat membaca pergerakan mencurigakan orang disekitar area pengamanan Pejabat Negara.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun